Page 230 - Pemikiran Agraria Bulaksumur Telaah Awal atas Pemikiran Sartono Kartodirdjo Masri Singaarimbun dan Mubyarto
P. 230

Mubyarto dan Ilmu Ekonomi yang Membumi
               kepergian Mubyarto umumnya ditempatkan di halaman pertama.
                   Di Gadjah Mada, Mubyarto sejak lama memang telah menja-
               di tokoh istimewa. Hingga saat ini, misalnya, dia masih meme-
               gang rekor sebagai warga Bulaksumur penerima gelar doktor
               dan profesor paling muda. Muby, demikian ia biasa disapa oleh
               para karib dan muridnya—yang mula-mula lulus sarjana Jurusan
               Agraria Fakultas Ekonomi UGM tahun 1959, dan mendapat gelar
               Master of Arts (M.A.) di bidang Ekonomi Pembangunan dari Van-
               derbilt University pada 1962—berhasil menyelesaikan pendidikan
               doktornya pada usia 27 tahun di Iowa State University (1965)
                                             18
               dalam bidang Ekonomi Pertanian.  Tak membutuhkan waktu
               lama, Mubyarto diangkat menjadi profesor pada usia 38 tahun,
               meskipun dia baru membacakan pidato pengukuhannya pada
                                                            19
               19 Mei 1979, ketika usianya belum genap 41 tahun.  Dia juga
               merupakan salah satu dari sedikit saja mahaguru dalam riwayat
               kampus Bulaksumur yang statusnya dianggap sebagai “bega-
               wan”, para sarjana utama dengan reputasi keilmuan yang mendu-
               nia. Selain Mubyarto, figur “orang besar” ikonik lainnya dari kam-
               pus Bulaksumur, misalnya, adalah Sardjito (1889-1970),
               Notonagoro (1905-1981), Herman Johanes (1913-1992), Sartono
               Kartodirdjo (1921-2007), Teuku Jacob (1929-2007), Koesnadi



                   18  Lihat buku Apa dan Siapa Sejumlah Orang Indonesia 1985-1986, yang
               disusun oleh Majalah Tempo (Jakarta: Grafiti Pers, 1986), hal. 532-533; O.G.
               Roeder, Who’s and Who in Indonesia (Jakarta: Gunung Agung, 1971), hal. 232;
               dan “Dikukuhkan Menjadi Guru Besar”, rubrik Pokok dan Tokoh Majalah
               Tempo, No. 14/Th. IX, 2 Juni 1979, hal. 18.
                   19  Lihat petikan wawancara dengan Sukadji Ranuwihardjo, mantan Rektor
               UGM (1973-1981) yang waktu itu menjadi Dirjen Pendidikan Tinggi, dalam
               berita “Profesor Tak Harus Botak”, di Majalah Tempo, No. 48/Th. XVI, 24
               Januari 1987, hal. 59.

                                                                   211
   225   226   227   228   229   230   231   232   233   234   235