Page 234 - Pemikiran Agraria Bulaksumur Telaah Awal atas Pemikiran Sartono Kartodirdjo Masri Singaarimbun dan Mubyarto
P. 234
Mubyarto dan Ilmu Ekonomi yang Membumi
kaitan Muby dengan Perhepi, dan juga SAE (Survei Agro-Ekono-
mika)—yang merupakan inang Perhepi, tentu berhubungan dengan
kenapa di kemudian hari Mubyarto akhirnya meninggalkan ilmu
ekonomi Neoklasik dan beralih menggagas Ekonomi Pancasila,
sebuah uraian yang akan dibahas kemudian dalam bab ini.
Masih berkaitan dengan riwayat karirnya, posisi penting juga
dimainkan Mubyarto di Fakultas Ekonomi UGM. Ia, misalnya,
pernah menjadi Direktur Biro Penelitian Ekonomi (BPE) di fakul-
26
tas (1965-1975), Direktur Pendidikan Pascasarjana Fakultas Eko-
nomi UGM (1976-1979), dan kemudian memimpin salah satu
lembaga penelitian paling tua di UGM, sekaligus sebuah lembaga
yang memiliki riwayat penting bagi perkembangan metode dan
corak ilmu sosial di Indonesia, yaitu Pusat Studi Pedesaan dan
Kawasan (PSPK). Muby memimpin lembaga tersebut sejak 1983
27
hingga 1994.
Dhakidae (eds.), Social Science and Power in Indonesia (Jakarta-Singapore: Equi-
nox-ISEAS, 2005), hal. 228.
26 Biro Penelitian Ekonomi (BPE) FE-UGM berdiri pada 1 Agustus 1956,
ketika Mubyarto masih berstatus sebagai mahasiswa. Pada tahun 1971, di bawah
pimpinan Muby, lembaga ini namanya berubah menjadi Lembaga Penelitian
Ekonomi (LPE) FE-UGM. Pada 1976, LPE berubah lagi namanya menjadi
Pusat Penelitian Ekonomi (PPE), dan sejak 1984 lembaga itu berubah menjadi
Laboratorium Penelitian dan Pengembangan Ekonomi. Lihat buku Laporan
Perkembangan 1974 (Yogyakarta: Lembaga Penelitian Ekonomi FE-UGM, 1975);
dan Mubyarto, dkk., 30 Tahun Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada
(Yogyakarta: BPFE, 1985), hal. 5.
27 Sebelum terakhir menjadi PSPK, lembaga tersebut—berturut-turut ke
belakang—bernama Pusat Penelitian Pembangunan Pedesaan dan Kawasan
(P3PK), Pusat Penelitian dan Studi Pedesaan dan Kawasan (PPSPK), dan
Lembaga Studi Pedesaan dan Kawasan (LSPK). Perubahan nama ini bisa dilacak
dari Sartono Kartodirdjo, “Studi Interdisipliner di Lingkungan PPSPK”,
215