Page 298 - Pemikiran Agraria Bulaksumur Telaah Awal atas Pemikiran Sartono Kartodirdjo Masri Singaarimbun dan Mubyarto
P. 298
Mubyarto dan Ilmu Ekonomi yang Membumi
mencoba memberi pendasaran terhadap jalan ekonomi akan
diambil oleh Orde Baru; sementara Ekonomi Pancasila versi
Yogya dan Mubyarto adalah justru hendak memberikan kritik
terhadap jalan ekonomi Orde Baru.
Sedangkan jika dilihat secara konseptual, ketika memperke-
nalkan istilah itu, Emil Salim tidak sedang bertendensi hendak
menyusun teori ekonomi baru, atau sistem ekonomi baru, sebagai-
mana yang terasa kental dalam Seminar Ekonomi Pancasila di
Yogya pada 1980. Emil, sebagaimana bisa diikuti dalam pemi-
kiran-pemikirannya kemudian, tidak pernah mengemukakan
pandangan bahwa ada yang keliru dari ilmu ekonomi mainstream
(neoklasik). Ia selalu berpandangan bahwa ilmu ekonomi itu uni-
versal. Jika terdapat ketidaksesuaian antara teori ekonomi dengan
praktik, maka kekeliruan itu terletak di praktik. Jadi, menurut
Emil, tidak ada gunanya menyusun teori baru karena memang
ilmu ekonomi tidak ada yang keliru, hanya penerapannya saja
yang mungkin keliru. 138
Pandangan itu tentu saja jauh berseberangan dengan pen-
dapat Mubyarto dan pendapat para pembicara yang mengemuka
dalam Seminar 1980. Dalam pidato pengukuhannya sebagai guru
besar ekonomi pada 1979, Mubyarto, dengan tegas mengemu-
kakan bahwa ilmu ekonomi mainstream tidak bisa sepenuhnya
diterapkan di Indonesia. Bahkan, lebih jauh Muby berpandangan
bahwa teori ekonomi Barat bisa dikatakan gagal jika diterapkan
di Indonesia. Jadi, nampak benar bahwa perbedaan antara mak-
sud Ekonomi Pancasila sebagaimana diuar Emil Salim berlainan
138 Baca wawancara Majalah Prisma dengan Emil Salim, “Emi Salim: Bukan
Kesalahan Ilmu Ekonomi”, dalam Majalah Prisma, No. 1/IX, Januari 1980, hal.
56-61.
279