Page 102 - pengadaan tanah CNVRT.cdr
P. 102

1975,  bagian Menimbang).  Dalam  peraturan  ini  ditegaskan
           bahwa pembebasan tanah yakni melepaskan hubungan hukum
           yang  semula terdapat  diantara pemegang hak/bangunan
           atas  tanahnya  dengan  cara  memberikan  ganti  rugi  (Kartono
           1979).  Namun di  dalam  peraturan  ini  memiliki  kelemahan
           diantaranya  adanya  azas  bagi  pemerintah  untuk  dan  segala
           upaya membantu  penyediaan  tanah  yang  diperlukan  untuk
           swasta dalam membangun proyek-proyek tanpa mengabaikan
           kewajiban  memberikan perlindungan  kepada  pemilik  tanah,
           pengaturan ini sekaligus memberikan dorongan kepada swasta
           dengan  berbagai  fasilitas.  Kondisi  ini  tentunya memberikan
           kesempatan  bagi  swasta  untuk  mendapatkan  tanah  untuk
           usaha  ataupun  perluasan  dan  pengembangan  usahanya
           yang  hanya  bermanfaat untuk  pihak  tertentu,  bukan  untuk
           kepentingan masyarakat secara luas.

               Mahfud  MD  (1998:  295)  Peraturan  Mendagri  Nomor 15
           Tahun 1975, memiliki  kelemahan,  yaitu  tidak  memberikan
           jalan  keluar atau solusi,  jika  ternyata  musyawarah  yang
           dilakukan  tidak  menghasilkan  kata  sepakat.  Tetapi  jika  hal
           tersebut  terjadi, maka prosedur onteoigening  berdasarkan
           UU Nomor 20 Tahun 1961 dapat ditempuh, meskipun dengan
           konsekuensi memakan waktu yang lebih lama. Disamping itu
           PMDN  Nomor 15  Tahun  1975  ini  secara hierarki  Peraturan
           perundang-undangan  haruslah  didasarkan  pada  UU atau
           peraturan  yang  lebih  tinggi  yang  dijadikan  induknya. Oleh
           karena  itu  ada pernyataan  yang menyatakan  bahwa PMDN
           Nomor 15 Tahun 1975 dapat dinyatakan batal demi hukum jika
           ditinjau dari materi/Substansinya. Hal ini terkait dengan doktrin
           pembatasan  wewenang bagi  badan  negara  untuk  membuat
           produk UU  dalam arti  materiil,  PMDN  sudah  melanggar



                                     Perkembangan Pengadaan Tanah di Indonesia  73
   97   98   99   100   101   102   103   104   105   106   107