Page 106 - pengadaan tanah CNVRT.cdr
P. 106

besaran  uang  ganti  kerugian  yang  merugikan  masyarakat
           menjadikan pembangunan waduk ini cukup kontroversial.

               Mengapa kontroversial?  Dari catatan  aspek  hukumnya
           sesuai putusan Mahkamah Agung RI Nomor 2263.K/Pdt/1991
           tanggal  18  Juli  1993,  sebagai  upaya hukum banding  yang
           ditempuh oleh masyarakat yang terdampak terhadap Putusan
           Pengadilan  Negeri  Semarang  117/Pdt/G/1990/PN.Smg,
           tanggal  17  Desember  1990  melalui  Putusan  Pengadilan
           Tinggi Jawa Tengah Nomor 143/Pdt/1991/PT. Smrg tanggal
           9 April 1991: Hakim Majelis Kasasi MA RI menyatakan bahwa
           ketentuan  dan  jiwa  dari PMDN  Nomor  15  Tahun  1975  yang
           digunakan  untuk  menyelesaikan  kasus  ini,  Gubernur  dalam
           memutuskan  ganti  ruginya  dilakukan  secara  sepihak,  tanpa
           adanya  musyawarah  untuk  mufakat dengan  cara  pemilik
           tanah, serta pelaksanaannya tidak dijalankan secara sukarela
           oleh para pemilik tanah, melainkan dengan penekanan, maka
           hal ini merupakan “Perbuatan Melawan Hukum”, dimana para
           pihak,  khususnya  pihak  pemilik  tanah  yang  dirugikan  berhak
           memperoleh uang ganti rugi baik materiil maupun inmateriil.
           Lembaga hukum konsinyasi eks ketentuan Pasal 1414 sampai
           dengan  1404  BW/KUH Perdata  Pasal  809-811 R.V yang
           digunakan dalam rangka penawaran diikuti pembayaran dengan
           penitipan uang ganti kerugian pembebasan tanah, sedangkan
           pihak pemilik tanah menolak, secara yuridis tidak mengandung
           arti  bahwa  pemilik  telah  kehilangan  hak  atas  tanahnya  atau
           dengan kata lain, bahwa Pihak yang berhak masih mempunyai
           hak atas tanahnya. Pembebasan hak atas tanah eks. PMDN
           Nomor 15 Tahun 1975 merupakan perbuatan hukum tentang
           pemindahan hak atas tanah dari pemilik/pemegang hak kepada
           pihak yang memerlukan tanah. Dengan demikian perbuatan itu



                                     Perkembangan Pengadaan Tanah di Indonesia  77
   101   102   103   104   105   106   107   108   109   110   111