Page 195 - pengadaan tanah CNVRT.cdr
P. 195

industri  menjadikan  masyarakat  mengajukan  penguatan
          terhadap  adanya Hak  Milik.  Ketidakimbangan  antara eminen
          domain dengan  hak  properti  inilah  yang  mengakibatkan
          selama  bertahun-tahun  negara  dapat  bertindak  kejam  demi
          kepentingan pembangunan (Sathe 2015)

             Gerakan yang terus dilakukan masyarakat secara serentak
          ini  hingga  akhirnya  mampu  merubah kebijakan  dan  peta
          masalah pengadaan tanah di India pada kancah lebih luas yakni
          hingga masuk dalam masalah kompensasi peta dunia. Asosiasi
          internasional,  para pemerhati  internasional  maupun Bank
          dunia  dan  pemerintahan  India  bersama-sama  merumuskan
          kebijakan untuk memperbaiki sistem pengadaan tanah di India.
          Salah  satu  kebijakan  tersebut  ialah  mengintegrasikan  biaya
          perpindahan  dan  pemukiman kembali  dalam  satu kesatuan
          paket pengadaan tanah. Sebagai negara berkembang kebijakan
          yang diambil pemerintah India ini cukup sigap dalam merespon
          problematika  pengadaan  tanah  di  negaranya,  respon  positif
          yang diberikan untuk solusi pengadaan tanah tersebut mampu
          menggabungkan keterkaitan antara eminent domain dan hak
          atas property.
             Dalam  perjalanannya setelah  sekian  lama regulasi
          pengadaan  tanah  yang menganut asas  domain diterapkan
          di  India  berdampak massif  pada timbulnya kesengsaraan
          masyarakat  khususnya warga pedesaan,  maka pemerintah
          India  menetapkan  Undang-undang  baru yang  menggantikan
          regulasi  sebelumnya (Ghatak  &  Ghosh  2011).  Peraturan
          tersebut  ditetapkan  pada  29  Agustus  2013  di  Lok Sabha,
          sementara pada tanggal 4 September 2013 ditetapkan di Rajya
          Sabha.  UU  Tahun  2013  mengatur  tentang  kompensasi  yang




        166   Pengadaan Tanah di Indonesia dan Beberapa Negara dari Masa ke Masa
   190   191   192   193   194   195   196   197   198   199   200