Page 191 - pengadaan tanah CNVRT.cdr
P. 191

Meskipun secara regulasi asas eminent domain mewajibkan
          adanya kompensasi yang adil namun di dalam implementasinya
          terjadi  banyak  pelanggaran.  Di  dalam  kajian  yang  dilakukan
          Govind (2015) juga menegaskan bahwasanya terdapat 2 (dua)
          kelemahan  pokok di  dalam  regulasi  yang  ditetapkan  tahun
          1894  terkait  pengadaan  tanah,  yang  pertama  yakni  terkait
          konsep dan tujuan dari pengadaan tanah; kedua yakni terkait
          permasalahan  kompensasi  dan  tidak  adanya  rehabilitasi  di
          dalam  pelaksanaan  pengadaan  tanah.  Fernandes  (2007)
          menegaskan bahwa dengan diberlakukannya Undang undang
          pembebasan tanah kolonial tahun 1894 semakin menegaskan
          keabaian  terhadap  perekonomian  pedesaan  dimana  tanah
          merupakan sumber rezeki baik bagi pemilik tanah maupun bagi
          kelompok lain yang terpengaruh terhadap pemanfaatan tanah.

             Pasca kemerdekaan di India yakni tahun 1947 permintaan
          pembangunan  non  pertanian  yang  mengenai  kawasan
          pertanian  masyarakat  terjadi  berlipat  ganda. Hal tersebut
          dipengaruhi pula karena peningkatan populasi penduduk India
          yang melesat sangat cepat. Proyek pembangunan infrastruktur
          khususnya  bendungan  pasca  tahun  1948  banyak  terjadi
          diantaranya  bendungan  Pong  di  Himachal  Pradesh  (1970),
          bendungan Chandil di Bihar (1978), bendungan Tehri (1976).
          Selain  pembangunan berbagai bendungan  pengembangan
          industri  dengan  pembelian tanah  oleh  negara-negara bagian
          juga  marak  terjadi,  sebagai  contohnya  pada  kasus  ekspansi
          kawasan  industri  di  Gujarat  yang  berlangsung  pada  tahun
          1962. Vora (2009) dalam kajiannya menyebutkan bahwa jargon
          pengadaan tanah yang disebarkan ke masyarakat agar mereka







        162   Pengadaan Tanah di Indonesia dan Beberapa Negara dari Masa ke Masa
   186   187   188   189   190   191   192   193   194   195   196