Page 119 - TOKOH PEMIKIR KARAKTER BANGSA
P. 119
TOKOH PEMIKIR KARAKTER BANGSA
mengenai bagaimana dan dengan apa bangsa ini harus dibentuk,
menjadi satu aspek penting yang mendapat perhatian. Selain itu,
tulisan ini juga menfokuskan kajian pada persoalan “polemik
kebudayaan” di mana Soetomo juga menawarkan pemikirannya
terkait konsep kebudyaan dan sistem pendidikan yang sekiranya
cocok untuk bangsa Indonesia.
2.6. Riwayat Hidup
42
Soetomo lahir pada tanggal . Ia terlahir dari keluarga yang
terbilang mapan. Masa kecilnya dikenal dengan nama Subroto. Masa
kecil Soetomo banyak dihabiskan bersama neneknya, Singowidjojo di
Ngapeh. Karena sewaktu kecil sang Ibu menyapihnya sampai dengan
usia enam tahun. Hal ini yang kemudian membuatnya lebih dekat
dengan nenek dan eyangnya daripada orang tuanya sendiri. Bahkan
dalam otobiografinya ia mengatakan secara terang-terangan bahwa
ia lebih menyayangi embah dan eyangnya, ia tidak begitu menaruh
43
rasa sayang pada orang tuanya, melainkan hanya rasa hormat. Di
lingkungan neneknya, Soetomo kecil hidup dalam suasana kebatinan
Jawa yang sangat kuat, meskipun hal tersebut nampaknya tidak tidak
terlalu mempengaruhi jiwa Soetomo.
Pada usia enam tahun Soetomo kemudian pindah mengikuti
ayahnya ke Madiun. Namun tak lama di Madiun ia harus pindah lagi
ke Bangil untuk sekolah di sekolah bumiputra Belanda. Di Bangil ia
tinggal bersama Arjodipuro. Saat ingin memasuki sekolah Belanda di
Bangil, Soetomo mengalami penolakan dari pihak sekolah. Hal ini
dikarenakan ayahnya tidak dikenali oleh pihak sekolah. Keesokan
harinya Arjodipuro datang kembali ke sekolah tersebut. Namun untuk
mengakalinya, namanya diganti dari Subroto menjadi Soetomo.
Meskipun sebenarnya ia lebih suka dengan nama Subroto, nama
Soetomo telah memberikan peruntungan baginya. Dengan nama itu,
Soetomo akhirnya bisa menempuh pendidikan rendahan tersebut,
yang kala itu tidak semua masyarakat pribumi dapat merasakannya.
107