Page 120 - TOKOH PEMIKIR KARAKTER BANGSA
P. 120

TOKOH PEMIKIR KARAKTER BANGSA



                       Soetomo  muda  tumbuh  pada  masa  pemerintah  kolonial
                Belanda  menerapkan  sistem  ekonomi  liberal,  yang  membuka
                masuknya  modal-modal  asing  ke  Nusantara.  Sistem  tersebut
                kemudian  terbukti  hanya  membuat  masyarakat  primbumi  semakin
                menderita,  karena  kekayaan  dan  tenaga  masyarakat  terus  dikuras.
                Penderitaan  rakyat  Jawa  yang  disebabkan  sistem  ekonomi  tersebut
                menjadi  pemandangan  sehari-hari  Soetomo  muda.  Secara  perlahan
                situasi  tersebutlah  yang  kemudian  membentuk  jiwa  humanis
                Soetomo, yang berpengaruh dalam orientasi berpikir dan arah serta
                haluan pergerakan yang diambilnya.

                       Pada 10 Januari 1903 Soetomo mendaftarkan diri ke sekolah
                kedokteran  STOVIA  di  Batavia.  Soetomo  masuk  sekolah  kedokteran
                karena ayahnya melarang dirinya untuk menjadi ambtenaar (pamong
                praja).  Selain  itu,  sejak awal  nampaknya  Soetomo  juga tidak  begitu
                tertarik menjadi seorang pamong. Ia kemudian mengikuti jejak kakak
                angkatnya,  Sahit.  Di  sekolah  dokter  Belanda  inilah  yang  kemudian
                banyak  memengaruhi  perangainya.  Sejak  kecil  Soetomo  memang
                terkenal  dengan  kenakalannya,  ia  memiliki  kebiasaan  buruk,  yakni
                suka  mencuri  uang  orang  tuanya  dan  suka  membohongi  orang
                tuanya. Hal ini diakuinya pula dalam otobiorafinya. Di STOVIA pada
                awalnya memang Soetomo terlihat sebagai seorang murid yang tidak
                begitu  diperhitungkan.  Dibandingkan  dengan  teman-temannya,  ia
                nampaknya  tertinggal  jauh.  Bahkan  ia  sendiri  tidak  yakin  bahwa
                dirinya akan naik kelas. Namun siapa tahu dari seorang yang bengal
                kemudian  dapat  seketika  menjelma  menjadi  pemuda  yang  cerdas.
                                                                           44
                Perlahan sifatnya berubah dan menunjukan kecerdasannya.
                       Di  STOVIA  Soetomo  muda  kemudian  memulai  kiprah
                politiknya  melalui  diskusi-diskusi  dengan  sesama  temannya.
                Meskipun  ia  sebagai  seorang  yang  menempuh  pendidikan  dokter,
                namun  ia  juga  aktif  dalam  diskusi-diskusi  yang  membicarakan
                permasalahan  ekonomi,  sosial,  dan  pendidikan.  Soetomo  berhasil
                lulus  dari  STOVIA  pada  tahun  1911,  dan  kemudian  ia  diangkat
                menjadi dokter di kresidenan Semarang. Saat menjadi dokter inilah
                sebenarnya sisi humanis jiwa Soetomo semakin tergugah. Ia melihat



                108
   115   116   117   118   119   120   121   122   123   124   125