Page 75 - TOKOH PEMIKIR KARAKTER BANGSA
P. 75
TOKOH PEMIKIR KARAKTER BANGSA
Natsir melihat bahwa sebenarnya tidak ada masalah antara
Islam dengan nasionalisme. Orang Islam dapat menjadi muslim yang
taat di satu sisi, dan di sisi yang lain dapat dengan lantang
menyanyikan lagu Indonesia Raya. Menurut Natsir, seorang muslim
tidak harus meninggalkan fitrahnya sebagai manusia yang berbangsa
62
dan berbudaya.
Perang pahamyang terjadi antara Natsir dan Soekarno bukan
berarti ada permusuhan di antara keduanya. Natsir dan Soekarno
sebenarnya saling memberi dukungan dan berhubungan baik sejak
Era Pergerakan Nasional. Salah satu contohnya adalah Soekarno
ditangkap dan diadili oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda pada
akhir 1929.Natsir dengan terang-terangan membela Soekarno
melalui tulisan yang dimuat di surat kabar Pandji Islam. Bahkan ketika
Soekarno dibuang ke Ende (Flores), kedua tokoh ini tetap saling
berkorespondensi melalui surat kabar.
Di sisi lain, Soekarno ternyata juga mengagumi Natsir
sebagai tokoh intelektual Islam yang patut diperhitungkan. Dalam
suratnya kepada Ahmad Hassan yang tidak lain adalah rekan kental
Natsir sekaligus pemimpin organisasi Persatuan Islam (Persis),
Soekarno mengatakan bahwa mubalig-mubalig PERSIS (Persatuan
Islam) sudah bagus-bagus dan ia menyebut nama Natsir sebagai
sosok mubalig yang sangat bermutu dan cerdas.
Dengan segenap kekukuhannya tentang hubungan Islam dan
negara, Natsir sekali lagi mempertegas bahwa salah satu karakteristik
Islam adalah toleransi. Dalam merumuskan konsep negara yang
berdasarkan Islam pun Natsir mencontoh sistem kenegaraan dari
Barat yang tentunya tidak bertentangan dengan ajaran Islam.
Natsir menyatakan bahwa terkait ketatanegaraan dan
kehidupan, agama Islam mempunyai sifat-sifat yang sempurna bagi
kehidupan negara dan masyarakat, serta dapat menjamin keragaman
atas saling menghargai berbagai golongan di dalam negara. Inilah
yang menjadi penguat bahwa Mohammad Natsir adalah sosok
religius yang sekaligus modernis dan nasionalis.
63