Page 73 - TOKOH PEMIKIR KARAKTER BANGSA
P. 73
TOKOH PEMIKIR KARAKTER BANGSA
Majelis Kostituante saat itu telah menyiapkan tiga rancangan
untuk diajukan sebagai dasar negara, yaitu Pancasila, Islam, dan
Sosial-Ekonomi. Dalam kesempatan itu, Presiden Republik Indonesia
Soekarno sangat aktif melancarkan intervensi politik dengan
mendukung penuh Pancasila dan cenderung tidak menginginkan
Islam menjadi dasar negara.Apa yang diusung Soekarno tersebut tak
pelak mendapatkan tentangan dari tokoh-tokoh muslim, termasuk
Mohammad Natsir.
Berbeda dengan pernyataan sebelumnya yang sempat
mendukung Pancasila, kali ini Natsir mengatakan bahwa Pancasila itu
pure concept yang tidak memiliki substansi. Ia menyebut Pancasila
bersifat netral, bahkan sekular karena tidak mengakui wahyu Tuhan
58
sebagai satu-satunya sumber kebenaran.
Menanggapi pernyataan Soekarno yang tidak setuju apabila
Islam dijadikan sebagai dasar negara Republik Indonesia, Natsir
menyatakan bahwa Soekarno tidak melihat Pancasila sebagai suatu
filsafat yang berakar kuat, tetapi hanya sebagai tempat perpaduan
dan pertemuan semua pandangan kelompok yang berbeda-beda.
Menurut Natsir, Pancasila tidak mampu membentuk realitas
dalam situasi yang aktual. Kekaburan Pancasila tidak akan bisa
meyakinkan umat Islam yang sudah memiliki ideologi yang jelas,
untuk mendukung Pancasila sebagai pengganti Islam sebagaimana
yang diserukan oleh Soekarno.
Apabila kenetralan Pancasila hilang, kata Natsir, maka
fungsinya sebagai pemersatu akan turut lenyap pula. Oleh karena
itulah Natsir berpendapat bahwa Pancasila tidak dapat dijadikan
sebagai falsafah dan dasar negara. Dalam pandangan Natsir,
Pancasila sangat kabur dan tidak bermakna apa-apa bagi umat Islam
yang telah memiliki suatu ideologi yang pasti, jelas, dan sempurna.
Natsir juga mengingatkan kepada umat Islam di Indonesia bahwa
pindah dari Islam ke Pancasila adalah seperti melompat dari bumi ke
tempat ke suatu ruang yang hampa udara.
61