Page 74 - TOKOH PEMIKIR KARAKTER BANGSA
P. 74

TOKOH PEMIKIR KARAKTER BANGSA



                         Natsir secara tegas menyatakan bahwa Pancasila tidak patut
                dijadikan  sebagai  ideologi  negara.  Bagi  Natsir,  sila-sila  yang
                terkandung  dalam  Pancasila  bersifat  relatif  dan  tidak  tetap.
                Sementara  Islam  lebih  tegas  dalam  hal  ini  karena  memiliki  hukum-
                hukum  yang  diberikan  oleh  Tuhan  kepada  manusia  melalui  wahyu
                yang  memberikan  ukuran  mutlak  untuk  mengatur  persoalan-
                                   59
                persoalan manusia.
                         Selain  mengenai  demokrasi  dan  hubungan  antara  Islam
                dengan  negara,  Natsir  juga  tidak  jarang  menyinggung  tentang
                nasionalisme  yang  dipertautkannya  dengan  ajaran  agama  Islam.
                Sebelum Proklamasi Kemerdekaan 17 Agusus 1945, orang Indonesia
                mendapat  julukan  het  zachtste  volk  der  aarde  (bangsa  yang  paling
                lunak  di  dunia).  Akan  tetapi,  setelah  proklamasi  dikumandangkan,
                muncul  anggapan  bahwa  bangsa  Indonesia  telah  bermetamorfosa
                dari  seekor  domba  menjadi  macan.  Menurut  Natsir,  perubahan  itu
                disebabkan  oleh  sesuatu  yang  immaterial,  yaitu  seruan  “Allahu
                        60
                Akbar”.
                         “Kalau  tadinya  mereka  diibaratkan  sebagai  seekor  domba
                         atau  kambing  yang  menurut  saja,  sekarang  sekonyong-
                         konyong    mereka     menjelma    menjadi    macan     yang
                         memperlihatkan kegagahan dan keberanian yang luar biasa,
                         sampai  menakjubkan  orang-orang  di  luar  negeri.  Maka
                         terjadilah  peristiwa  yang  mengagumkan  seperti  peristiwa
                         Surabaya,  peristiwa  Semarang,  peristiwa  Bandung,  dan
                                                                           61
                         peristiwa lain-lain di seluruh kepulauan Indonesia.”
                         Perubahan  karakter  orang-orang  Indonesia  ini,  menurut
                Natsir, karena kunci dari kekuatan bangsa Indonesia telah ditemukan.
                Natsir memberikan contoh sosok Bung Tomo yang ketika berpidato
                selalu  menggunakan  kalimat  “Allahu  Akbar”  untuk  membakar
                semangat  rakyat  dalam  mempertahankan  kemerdekaan.  Agama
                memainkan  perannya  sebagai  salah  satu  alat  untuk  memunculkan
                semangat nasionalisme. Pada tataran ini pula, agama dapat melebur,
                bahkan menjadi bahan bakar untuk membangkitkan semangat, dari
                yang semula dianggap lunak, menjadi sesuatu yang menakutkan.



                62
   69   70   71   72   73   74   75   76   77   78   79