Page 183 - Kumpulan CerPen-by Suci Harjono
P. 183

“Sudah, Ma. Sudahlah. Malu sama tetangga. Sudah,” bujuk Pak
        Tulus sambil menenangkan hati istrinya.    “Maaf, Pak, Bu. Saya benar-
        benar minta maaf. Istri saya tidak bisa menahan emosi,” jelas Pak Tulus
        sambil membungkukan badan berulangkali. Nada penyesalan berbaur
        dengan malu tidak bisa disembunyikan.
               Mas Thamrin juga minta ma’af dan berjanji akan menasehati Adi
        agar tidak masuk ke halaman rumah pak Tulus lagi.
               Aku terdiam, berusaha menahan emosi. Suamiku memberikan
        isyarat agar  aku diam dan memberikan kesempatan padanya untuk
        mengambil alih permasalahan.
               Setelah Pak Tulus mengajak masuk istrinya, suara pagar berderit
        ditutup secara cepat.  Omelan Bu Tulus segera mengabur dan akhirnya
        tidak terdengar lagi.
               Setelah minum air putih, Adi mulai kelihatan lebih tenang.
               Mas Thamrin menepuk-nepuk bahu Adi membuatnya lebih cepat
        tenang.
               Aku  penasaran.
               “Memang tadi kenapa, Di?” tanya mas Thamrin.
               “Adi tadi menendang bola. Tanpa segaja bola masuk ke halaman
        rumah Pak Tulus,” kata Adi sambil memandang kami bergantian.“Karena
        pintu  pagarnya terbuka, Adi  bermaksud  untuk melihat ke dalam.  Adi
        melihat seorang anak laki-laki  sedang  duduk  di  kursi  roda.  Saat Adi
        bilang  permisi, dia  hanya diam  saja.  Tangannya melambai, kepalanya
        mengangguk. Lalu Adi masuk dan mengambil bola. Saat itu tiba-tiba laki-
        laki itu teriak kencang. Tahu-tahu Pak Tulus dan istrinya keluar. Lalu Bu
        Tulus marah-marah,“ cerita Adi panjang lebar.
               Aku dan Mas Thamrin saling berpandangan.
                                          **


               Berita tentang kemarahan Bu Tulus menyebar dikomplek. Entah
        siapa yang menyebarkan berita itu. Kasak kusuk di sana-sini. Usut punya
        usut, ternyata Mbak Siti yang menyebarkan berita itu. Awalanya cerita




        Suatu Malam di Sebuah Jalan_ Suci Harjono_sucihan03@gmail.com     183
   178   179   180   181   182   183   184   185   186   187   188