Page 48 - Kumpulan CerPen-by Suci Harjono
P. 48

minum di warungnya.  Rupiah demi rupiah terkumpul menambah pundi
        simpanan Mbok Sri karena kemurahan hati Sawitri. Tak bisa dipungkiri
        hal itu yang mendorong Mbok Sri tak bisa menolak permintaan kasbon
        jika Sawitri dalam keadaan sepi tamu.
               Sebenarnya tak hanya warung Mbok  Sri  saja yang sepi, saat
        ini semua warung di deretan bawah bukit Gunung Kemukus memang
        sepi dan hampir tak ada pelanggan datang. Kabar yang di bawa Warno,
        tukang ojek yang biasa mengantar tamu, sudah seminggu yang lalu ada
        razia dari pemerintah kabupaten yang gerah mendengar banyak kabar
        tentang porstitusi di wilayahnya. Kabar razia itu membuat para tamu tak
        berani datang, kalaupun ada yang datang hanya tamu yang berpasangan
        dengan istri resminya saja dan dengan niatan berziarah.   Sementara
        pasangan suami istri jarang sekali yang mau mampir ke warung remang-
        remang  yang berderet di pinggiran bukit. Mereka biasanya lewat jalan
        resmi, naik ke Gunung Kemukus, berziarah lalu pulang setelah melakukan
        ritual-ritual yang dinyakini akan memperlancar hajat mereka.
               Sawitri  mendesah  untuk sekian  kalinya.  Dilihatnya Mbok  Sri
        sudah duduk terkantuk-kantuk  tak bisa menghindari lelah di wajahnya.
        Dalam keadaan sepi tanpa pembeli, mata memang  tak bisa diajak terjaga
        meski belum ada jam 12 malam. Tetapi kalau  ramai pembeli sampai dini
        haripun tak  ada rasa kantuk menyerang. Mbok Sri  telah menyerah pada
        kantuk yang datang. Sawitri  maklum, pandangan matanya mengembara
        jauh  tak  terhingga menatap kegelapan  bukit  diatas sana yang sepi
        mencekam.  Menatap  kegagahan  dan  keangkuhan    Gunung  Kemukus
        yang  tinggi  menjulang.  Gunung  Kemukus    menjadi  termashur  karena
        kepercayaan dari banyak orang yang tersebar dari mulut ke mulut. Di
        tempat inilah dimakamkan  Pangeran Samudra, konon seorang pangeran
        yang berasal dari Kerajaan Majapahit. Ratusan tahun kemudian makam
        ini  dianggap bertuah oleh ribuan peziarah yang datang dari berbagai
        daerah. Ada tiga makam yaitu makam pangeran Samudra, ibunya dan
        abdi  setia  pangeran  Samudra.  Kepercayaan  yang  berkembang  turun
        temurun, jika  seseorang menginginkan kesuksesan, hajatan terpenuhi




        48                   Suatu Malam di Sebuah Jalan_ Suci Harjono_sucihan03@gmail.com
   43   44   45   46   47   48   49   50   51   52   53