Page 41 - E-BOOK KORESPONDENSI
P. 41

Dalam  hal  ini,  seorang  adaministrasi  kantor  atau  sekretaris  harus  pandai-pandai  melakukan
          pendekatan yang halus, taktis, dan bijaksana sehingga tujuan meminta keterangan yang diperlukan
          berhasil didapatkan. Contoh: “Pimpinan sedang berada di luar kota, mungkin Bapak ada pesan yang
          ingin disampaikan kepada pimpinan saya?”.
                     Atau staf administrasi kantor atau sekretaris dapat melakukan upaya lain untuk meminta
          keterangan dengan kalimat persuasive, seperti:
          “Sebentar Pak. Karena ini tampaknya penting, saya akan segera beri tahu pimpinan agar menelepon
          Bapak  besok  pagi.”  Atau  “Bapak  dapat  menjelaskan  sekarang  maksud  keperluan  Bapak.  Jika
          berkenan, mohon tinggalkan nomor telepon Bapak yang dapat dihubungi.”
          Si penelepon mungkin akan menjawab:
          “Oh  iya  boleh,  ini  nomor  telepon  saya  780  19xxxxx  dan  tolong  segera  sampaikan  maksud  saya,”  si
          penelepon kemudian menyebutkan maksud dan tujuannya.
          Tugas seorang administrasi kantor atau sekretaris adalah segera mencatat keterangan atau maksud
          dan  tujuan  penelepon  untuk  disampaikan  kepada  pimpinan.  Setelah  selesai  mencatat,  seorang
          administrasi kantor atau sekretaris sebaiknya bertanya lagi sebagai berikut.
          “Mungkin masih ada lagi yang ingin Bapak sampaikan?”
          Kalau  si  penelepon  menjawab  “tidak  ada”,  staf  administrasi  kantor  atau  sekretaris  segera
          meneruskan dengan kalimat penutup pembicaraan, seperti:
           “Baik kalau begitu, terima kasih Pak/Bu, selamat sore.”
          Kemudian,  untuk  mengetahui  siapa  sebenarnya  nama  si  penelepon,  seorang  administrasi  kantor
          atau sekretaris dapat menyiasatinya dengan kalimat dan pertanyaan sebagai berikut.
           “Dari  isi  pesan  Bapak  ini,  tampaknya  Bapak  sudah  akrab  sekali  dan  mempunyai  hubungan  yang
          sangat  baik  dengan  pimpinan  saya.  Agar  lebih  familiar  lagi,  maaf,  dengan  Bapak/Ibu  siapa  saya
          bicara?”
          Dengan  kalimat  dan  pertanyaan  demikian,  dan  berdasarkan  pengalaman  selama  ini,  biasanya  si
          penelepon dengan spontan dan tidak ragu lagi akan menyebutkan namanya.


          a.      Suara dalam bertelepon
          Suara adalah unsure utama dalam melakukan komunikasi melalui telepon. Tanpa suara, tentu anda
          tidak  akan  dapat  menyampaikan  maksud  anda  kepada  lawan  bicara  karena  berkomunikasi  di
          telepon  merupakan  jenis  komunikasi  lisan  melalui  kata-kata  (oral?verbal  communication)  secara
          jarak  jauh.  Mengingat  pentingnya  suara  dalam  bertelepon,  ada  beberapa  hal  yang  perlu
          diperhatikan dalam melakukan komunikasi melalui telepon, yaitu sebagai berikut.


          Untuk mempelajari cara melatih suara agar lancar dalam bertelepon, simaklah video berikut ini.




















                                                                                                                                  Sumber: https://youtu.be/Q3Ys5olwIEk
   36   37   38   39   40   41   42   43   44   45   46