Page 43 - E-BOOK KORESPONDENSI
P. 43

2)     Suara tidak dibuat-buat
          Suara  yang  dibuat-buat  akan  memengaruhi  tingkat  kesopanan  dalam  melakukan  percakapan  di
          telepon.  Hal  ini  berbeda  dengan  intonasi  yang  memang  diupayakan  untuk  diperbaiki  dengan
          maksud  untuk  memperjelas  pesan  yang  disampaikan  dalam  berkomunikasi,  seperti  yang  telah
          diuraikan  di  atas.  Contoh  suara  yang  dibuat-buat,  antara  lain  seseorang  yang  mempunyai  suara
          bernada  tinggi  (tidak  terlalu  rendah),  kemudian  karena  ingin  merasa  lebih  gagah,  dia  membuat
          suaranya dibesar-besarkan (dibuat bernada rendah).
          Dari segi sopan santun bertelepon, hal ini dianggap kurang sopan. Akan lebih baik kalau suara yang
          digunakan  keluar  seperti  apa  adanya,  tanpa  dibesarkan  atau  dikecilkan.  Pengecualian  jika  terjadi
          gangguan  secara  teknis  pada  pesawat  telepon  yang  digunakan.  Misalnya,  jika  suara  dalam
          sambungan telepon memang terasa kecil, penelepon dapat memperbesarkan volume suaranya agar
          terdengar jelas. Hal seperti itu tidak tergolong dalam suara yang dibuat-buat, tetapi memang secara
          teknis  menghendaki  volume  suara  yang  lebih  besar.  Tujuannya,  yaitu  supaya  pesan  bisa
          tersampaikan  secara  jelas  pula  dan  menekan  distorsi  (penyimpangan  terhadap  fakta  yang  ada)
          seminimal mungkin.

          1.Mencatat Pesan Telepon
           Di sinilah fungsi alat tulis dan buku catatan bagi petugas telepon, baik seorang administrasi kantor
          maupun  sekretaris,  yaitu  untuk  mencatat  semua  pesan-pesan  dari  penelepon  apabila  pimpinan
          sedang sibuk atau belum bersedia menerima panggilan telepon masuk. Seorang administrasi kantor
          atau  sekretaris  dapat  menanyakan  kepada  penelepon  apakah  bersedia  meninggalkan  pesan  atau
          tidak.  Apabila  pimpinan  tidak  berada  di  kantor,  sedangkan  banyak  telepon  atau  tamu  yang
          ditunjukkan  kepadanya,  penelepon  atau  tamu  tersebut  dapat  meninggalkan  pesan  yang  harus
          dicatat oleh administrasi kantor.

          Pencataan  pesan  tersebut  tidak  hanya  berlaku  untuk  pimpinan,  tetapi  juga  karyawan.  Penerima
          telepon tidak boleh membeda-bedakan. Catatlah pesan yang datang dari siapa pun dan sampaikan
          pesan  tersebut  kepada  yang  berhak  menerimanya.  Untuk  itu,  seorang  administrasi  kantor  atau
          sekretaris harus jeli dan cermat mencatat semua pesan dari penelepon denganlengkap dan benar.
          Jika diperlukan, jangan atau mengeja kata-kata yang kurang jelas. Namun, ini dilakukan ketika anda
          mengulang pesan. Hal ini harus dilakukan agar pesan yang disampaikan dicatat dengan jelas dan
          benar. Sehingga saat pimpinan membacanya, pesan-pesan tersebut sudah sesuai dengan apa yang
          diinginkan pemberi pesan. Berusahalah untuk selalu mencatat dengan cepat, gunakan buku catatan
          khusus (block note atau spiral book) untuk mencatat pesan-pesan yang masuk. Hindari penggunaan
          sembarang  kertas  untuk  mencatat  pesan  karena  biasanya  kertas  mudah  hilang.  Untuk  itu,  block
          note, Lembar Pesan Telepon (LPT), serta alat tulis harus selalu tersedia di meja petugas telepon. Hal
          ini untuk memudahkan dalam mencatat pesan telepon.

           Langkah-langkah mencatat pesan dalam block note dan LPT adalah sebagai berikut.
          1) Catat semua pesan yang masuk dengan jelas dan rapi.
          2) Catat tanggal, bulan, tahun, serta pukul berapa pesan tersebut datang.
          3) Catat identitas lengkap penelepon dan nama perusahaannya.
          4)  Minta  dan  catat  nomor  telepon  yang  dapat  dihubungi  (nomor  telepon  pribadi  atau  nomor
          handphone), untuk memudahkan pimpinan menghubungi kembali jika diperlukan.
          5) Salin pesan ke Lembar Pesan Telepon (LPT).
          6)  Setalah  itu,  letakkan  lembar  pesan  telepon  (LPT)  tersebut  di  meja  pimpinan  atau  di  meja
          karyawan  yang  berhak  menerima  pesan-pesan  tersebut,  agar  dapat  segera  dibaca  dan
          ditindaklanjuti.
   38   39   40   41   42   43   44   45   46   47   48