Page 113 - Merawat NKRI Ala Kyai Muda.cdr
P. 113
MERAWAT NKRI ALA KYAI MUDA | Tokoh-tokoh Inspiratif dari Pesantren
gnya. Kemudian hafalan ini ia teruskan saat masuk Madrasah
Tsanawiyah pada tahun 1988 dan Madrasah ‘Aliyah NU pada
tahun 1990 yang berlokasi di dekat alun-alun Menes. Dengan
metode tepadu antara kurikulum Negara dan kurikulum pondok,
Irfan remaja memperdalam tajwid kepada Nyi Neneng Mu’mi-
nah Abdul Hadi atau yang dikenal dengan sebutan Nyi Neneng
Undil.
Nyi Neneng dalam mengajarkan Alqur’an terkenal keras san-
gat disiplin. Jika muridnya salah dalam melafalkan makharijul
khuruf, maka sampai sepuluh kalipun mengulang tidak akan
berpindah kepada ayat lain. Begitu juga dengan Irfan, ia bersu-
sah-payah dalam memperdalam tahsin Alqur’an dan tak jarang
harus mengulang satu ayat sampai betul dalam melafalkannya,
dan terdengar baik oleh sang guru ngaji.
Selain itu, Irfan juga digembleng di madarasah oleh kyai-kyai
yang dianggap kharismatik oleh masyarakat Menes kala itu, sep-
erti Abah Ajok Jakasan, Abah Rasikh, Abah Apung, Abah Hasy-
im, Kyai Masyru’, Abah Haji Moch Ishaq dan lainnya. Kepada
mereka, Irfan memperdalam ilmu tafsir, tauhid, fikih, hadits,
ilmu alat, dan lain sebagainya.
Irfan menyelesaikan pendidikan formal Madrasah Aliyah pada
tahun 1993, bukan dengan predikat santri berprestasi, namun se-
bagai santri gaul. Karena pada saat belajar sebagai siswa yang
sekolah di Madrasah, dan sebagai santri di pondok Pesantren
Al-Mu’awanah, Irfan terkenal mampu mengajak dan bergaul
dengan santri-santri yang nakal. Santri yang sering mbolos saat
mengaji dan sekolah, sekalipun sudah dihukum (di-ta’zir) oleh
pengurus santri, mereka akan kembali mengulangi pelanggaran
lagi. Namun, berkat pendekatan yang dilakukan oleh Irfan, san-
tri-santri tadi bisa diajak untuk melakukan shalat malam berja-
| 99