Page 53 - Merawat NKRI Ala Kyai Muda.cdr
P. 53
MERAWAT NKRI ALA KYAI MUDA | Tokoh-tokoh Inspiratif dari Pesantren
Bersama The Ling Sing, etnis Tionghoa mantan nakhoda Cheng
Hoo, Kangjeng Sunan Kudus membangun sebuah wilayah yang
merdeka, tidak terikat dengan kerajaan tertentu dan tidak dimo-
nopoli oleh suku atau agama tertentu. Kota ini dibangun atas
dasar kebersamaan, multi etnis (Arab-China-Jawa), multi religi
(Islam-Hindu-Budha) dan bertumpu pada sektor perdagangan.
Semua pihak mesti merevolusi perilaku, meningkatkan spiritu-
alitas dan menata basis ekonominya. Semangat ini secara tutur
tinular dikenal masyarakat dengan istilah GUSJIGANG (Bagus,
Ngaji, Dagang).
Pada akhirnya acara “Jagong Kamulyan” terselenggara secara
rutin, orang-orang dari berbagai kalangan hadir, pengusaha, to-
koh agama, tokoh masyarakat, pesantren, masjid, gereja, klen-
teng dan banyak kalangan lain hadir. Acara dengan konsep
Jagong ‘Tanpo Kelas’ (duduk tanpa memandang kelas-red),
mengambil setting duduk tanpa alas.
Dalam pertemuan atau acara tersebut hampir tidak ada tema
yang menonjol, semua yang hadir dapat berbicara bebas, seh-
ingga pokok pembicaraan berganti-ganti dari masalah ekonomi
sampai negara, dari masalah sosial sampai politik, dari agama
sampai tradisi, terus berganti sesuai dengan keinginan peserta
yang hadir (hampir sama seperti ngobrol di warung kopi), yang
di kendalikan oleh satu orang moderator (Kang Jalil).
Semua yang hadir memberikan testimoni betapa pada zaman da-
hulu semua bisa bergaul tanpa batas tanpa memandang SARA.
Struktur tercipta dari kultur, apabila struktur mengalami deviasi,
maka kultur akan bergeser.Dengan bergulirnya JK, ketegangan
struktur dan kultur menjadi terurai.
| 39