Page 55 - Pengembangan Teaching Factory di SMK Pertanian - M. Reski Sujono
P. 55

dimana produk final bukan dalam bentuk tes, tetapi berbasis proyek,
                  laporan,  dan  kinerja  siswa.  Melalui  PjBL,  proses  inquiry  dimulai
                  dengan memunculkan pertanyaan penuntun (a guiding question) dan
                  membimbing  peserta  didik  dalam  sebuah  proyek  kolaboratif  yang
                  mengintegrasikan  berbagai  subjek  (materi)  dalam  kurikulum.  Pada
                  saat  pertanyaan  terjawab,  secara  langsung  peserta  didik  dapat
                  melihat  berbagai  elemen  utama  sekaligus  berbagai  prinsip  dalam
                  sebuah  disiplin  yang  sedang  dikajinya.  PjBL  merupakan  investigasi
                  mendalam  tentang  sebuah  topik  dunia  nyata,  hal  ini  akan  berharga
                  bagi  atensi  dan  usaha  peserta  didik.  Karena  masing-masing
                  peserta  didik  memiliki  gaya  belajar  yang    berbeda,    maka
                  pembelajaran    berbasis    proyek    memberikan    kesempatan  kepada
                  para peserta didik untuk memilih materi yang akan dikerjakan sendiri
                  atau  secara  kelompok.  Siswa  mendiskusikan  proyek  dengan  guru
                  atau seluruh kelas sebagai cara bertukar informasi, melakukan tanya
                  jawab,  mendiskusikan  masalah,  serta  memaknai  pengalaman
                  tersebut  bagi  setiap  siswa  hingga  proyek  selesai  (Eric,  2006:  28).
                  Pembelajaran berbasis proyek dapat dikatakan sebagai implementasi
                  konsep―Pendidikan   Berbasis   Produksi‖   yang   dikembangkan   di
                  Sekolah      Menengah  Kejuruan  (SMK).  SMK  sebagai  institusi  yang
                  berfungsi untuk menyiapkan lulusan untuk bekerja di dunia usaha dan
                  industri harus dapat membekali peserta didiknya dengan ―kompetensi
                  terstandar‖ yang dibutuhkan untuk bekerja dibidang masing- masing.
                  Pembelajaran ―berbasis produksi‖ peserta didik di SMK diperkenalkan
                  dengan  suasana  dan  makna  kerja  yang  sesungguhnya  di  dunia
                  kerja.  Dengan demikian  model  pembelajaran  yang  cocok  untuk
                  SMK    adalah    pembelajaran  berbasis      proyek.      Pembelajaran
                  berbasis   proyek   membantu   siswa   tentang bagaimana  belajar
                  dengan  melakukan  (learning  by  doing),  belajar  bersama  (learn
                  together),    belajar    menyelesaikan    konflik    dalam    kelompok,
                  menanamkan  pemahaman,  mengembangkan  kreativitas,  belajar
                  sesuai  kebutuhan,  membangun  jejaring,  dan  memublikasikan
                  penemuan dan pemikiran.  Kelebihan pembelajaran berbasis  proyek,
                  antara  lain:  meningkatkan  motivasi,  kemampuan  pemecahan
                  masalah,  kolaborasi,  keterampilan  peserta  didik  untuk  belajar  dan
                  mengelola  sumber;  membuat  peserta  didik  menjadi  lebih  aktif  dan

                                                                                     47
   50   51   52   53   54   55   56   57   58   59   60