Page 26 - SEJARAH PERLAWANAN TERHADAP IMPERIALISME DAN KOLONIALISME DI KALTIM
P. 26

Pada  jaman  pemerintahan  Sultan  Abdurrahman,  guber-
          nemen  Belanda  mengadakan  peraturan  memungut  belasting
          atau  warig  kepala  di  kerajaan  Pasir.  Setiap  orang yang sudah
          dewasa diwajibkan membayar pajak tersebut.
               Setelah  Sultan  Abdurrahman  meninggal  dunia  pemerin-
          tahan diserahkan kepada Pangeran Nata Panembahan Sulaiman
          kemanakan  Sultan Abdurrahman dicalonkan sebagai pengganti-
          Tetapi  Pengeran  Nata  berkeberatan. Ia  memberikan pernyata-
          an  kepada  Residen,  ia  lebih  senang  bertani.  Para  bangsawan
          dan  rakyat  kerajaan  Pasit  lalu  memilih  Pangeran  Ratu  Raja
          Besar  putra  Sultan  Sepuh  Adil  Khalifatulmukminin  menjadi
          penggantinya.  Setelah upacara menurut adat lembaga kerajaan
          Pasir  selesai  dilaksanakan  dan  pemerintahan  diserahkan  oleh
          Sultan  Pangeran  Nata  Panembahan  Sulaiman,  beliau  kembali
          ke kampungnya di  Selinau.
          Menteri kerajaan pada waktu itu ialah:

          1.   Aji  Meja  Putra  Aji  Gaga  bergelar  Pangeran  Mangku  Jaya
               Kesuma menteri pertama
          2.   Aji  putra  Pangeran  Nata  Panembahan Sulaiman  bergelar
               Pangeran Jaya Kesuma Ningrat, menteri kedua
          3.   Pangeran  Panji  Nata  T(esurna  putra  Almarhum  Sultan
               Abdurrahman, menteri ketiga
          4.   La  Basso  gelar Pangeran  Dipati sebagai menteri keempat.
          Sultan  Pangeran  Ratu  Raja  Besar, kerap  kali mempercayakan
          urusan  pemerintahan kepada para menterinya.  Di  antara meh-
          terinya yang sangat dipercayainya ialah Pangeran Mangku Jaya
          Kesuma.  Urusan  pemerintahan dengan gubernemen Belanda di
          Banjarmasin,  dipercayakannya  kep<l;da  menteri  pertama  ini.
          Mertua  Pangeran Jaya Kesuma  bemama  La  Maraja,  adalah se-
          orang  saudagar  yang  kaya  raya.  Ia  banyak  mempunyai  hu-
          bungan  dagang  dengan  saudagar  di  Banjarmasin,  Surabaya,
          Gersik,  Betawi  dan  Singapura.  Karena  selalu  saja  berurusan
          dengan  Gubernemen  Belanda  di  Banjarmasin, timbullah ambi- ·


                                                                   17



 -------- - -------- ----·----
   21   22   23   24   25   26   27   28   29   30   31