Page 5 - ‘AM, KHAS, MUTHLAQ DAN MUQAYYAD
P. 5

142 | Jurnal Hukum Diktum, Volume 14, Nomor 2, Desember 2016: 138 - 147

                           atas  segala  yang  ditetapkannya.                 Demikian  juga  sebaliknya,
                           Demikian juka jika terdapat dalil am        jika  lafaz  itu  berbentuk  larangan,
                           karena  sebab  yang  khusus,  maka          maka       memberi       pengertian
                           wajib    diamalkan     berdasarkan          mewajibkan  yang  dilarang,  selama
                           keumumannya, karena kaidah ushul            tidak  ada  dalil  yang  memalingkan
                                                                                          8
                           mengatakan   لا ظفللا مومعب ةربعلا          dari keharaman itu.  Contohnya QS.
                                                                                                   ُ ْ
                                                                                             ْ َْ
                                                                                                         َ
                                                 5
                            ببسلا صوصخب .                              Al-Isra  [17],  33:    َ سفنلا  اولُتقَت  لاو
                                                                                  َْ
                                                                           ْ
                                                                                             َْ
                                                                        ِّقَحلاب لاإ    ُاللّ مَْرَح يِتلا .
                                                                                     َ
                                                                                ِ
                                                                             ِ
                           2. Khâs
                                  Khas  menurut  bahasa  ialah                Ini  menunjukkan  haramnya
                           lawan  daripada  ‘âm.  Sedangkan            membunuh  secara  qath’iy  karena
                           menurut  istilah  ialah  suatu  lafaz       sigat nâhiy juga termasuk khas.
                           yang menunjukkan arti tunggal yang          3. Takhshîsh al-‘Âm
                           menggunakan  bentuk  mufrad,  baik                 Takhshîsh     al-‘âm    ialah
                           pengertian  itu  menunjuk  pada  jenis      penjelasan  bahwa  maksud  al-
                           (ناسنإ),  atau  menunjuk  macam             mutakallim  (syari’)  dari  keumuman
                                                                       lafaznya  adalah  sebagiannya,  tidak
                           (لجر),  atau  juga  menunjuk  arti
                                                                       keseluruhannya,  agar  pendengar
                           perorangan  (دلاخ),  ataupun  isim          tidak    mengira     selain    yang
                                                                                 9
                                         6
                           jumlah (ةثلاث).                             dimaksud.
                                  Singkatnya  bahwa  setiap                   Lafaz  âm  terbagi  atas  dua,
                           lafaz yang menunjukkan arti tunggal         yaitu  âm  yang  dapat  dimasuki
                           itulah  lafaz  khâs.  Dan  menurut          takhshîsh  dan  âm  yang  tidak  bisa
                           kesepakatan  para  ulama  bahwa             dimasuki  takhshîsh.  Karena  itu
                           setiap lafaz yang khâs, menunjukkan         harus  ada  dalil  yang  menunjukkan
                           pengertian  yang  qath’iy  yang  tidak      bahwa ia benar-benar ditakhshîsh.
                           mengandung  adanya  kemungkinan-                   Hanafiyah        berpendapat
                           kemungkinan yang lain.                      bahwa  yang  bisa  mentakhshish  âm
                                  Jika  lafaz  itu  berbentuk          ialah  lafaz  yang  berdiri  sendiri
                           perintah  maka  memberi  pengertian         bersamaan  dalam  satu  zaman  serta
                           mewajibkan yang diperintahkan itu,          mempunyai  kekuatan  yang  sama
                           selama  tidak  terdapat  dalil  yang        dilihat  dari  segi  qath’iy  atau
                                                                                 10
                           memalingkan  perintah  itu  dari            zanniynya.
                                     7
                           kewajiban.   Contohnya  QS.  Al-                   Berbeda    dengan    jumhur
                                                            َ
                           Baqarah  [2],  43:    َةلاَْصلا  اوُميِقأو  ulama,  takhshîsh  bisa  terjadi  secara
                                                             َ
                                                                       muttashil  atau  munfashil,  bisa
                               َْ
                            َةاَكزلا او   ُتآو.                        bersamaan masanya atau tidak. Oleh
                                      َ
                                  Ayat  tersebut  secara  tegas        karena  itu  mukhasshîsh  muttashil
                           menunjukkan adanya perintah wajib           bisa  menggunakan  istitsnâ’,  shifat,
                                                                                             11
                           melaksanakan  shalat  dan  perintah         gâyah  ataupun  syarth.   Contohnya
                                                                                                        َْ
                           mengeluarkan  zakat  dan  perintah          QS. Al-Ma’arij [70], 29-30:   َ نيِذلاو
                                                                                                         َ
                           tersebut bersifat khusus.
                                                                                      ُ
                                                                       ىَلَع   ِ    لاإ  .   َ نوظِفاَح  ْمهجوُر ُ   فِل  ْمُه
                                                                                              ِ ِ
   1   2   3   4   5   6   7   8   9   10