Page 112 - SEJARAH KEBUDAYAAAN MALUKU
P. 112
Purimahua). Pela antara negeri-negeri yang berlainan agama
umpamanya adalah antara Hatuaha (Islam) dan Tuhaha
(Kristen); antara Hatuaha (Islam) dan Oma (Kristen); antara
Werinama (Islam) dan Kilang (Kristen), antara Iha (Islam) dan
Samnasuru (Kristen), antara Sanahu (Islam) dan Samasuru
(Kristen), antara Ihaluhu (Islam) dan Ihamahu (Kristen), dan
lain-lain.
Institusi pela juga merupakan wahana pemeliharaan
bahasa-bahasa lokal yang telah dikemukakan di atas.
Pembentukan pela antara dua negeri selalu disertai dengan
sumpah yang diucapkan dalam bahasa lokal (bahasa tanah).
Sebagai contoh, ketika Honitetu dan Lohiatala mengadakan
hubungan pela, maka sumpahnya adalah sebagai berikut
(Bartels, 1977: 231-232) :
Ooo! ..... tunai-lasatale, pulane, leamatai, Tuwale,
Babike, lanite, tapele, selu jami, ooo! .... kinu kwate kai
Lohitalaoo .... kinu kwate kurele, pela jurule; saka
mimise, noa mimise, lesi kena lumaio, sapu kena
lumaio.
Ooo! .... saa marelo tetu matau; saa malau soa tetu
peisoa, iane kete matau; timule keri matao; halate likio
matao. Mata sakalele pelene.
Kinu kwate kurele, pela kurele; saka mimise, noa
mimise, saka nunu rupu kena patu, patu rupu kena
nunuee, nunu pali tolase, tolase pali nunuee,
hioooo ............. !
[Oh, yang maha kuasa, bulan dan matahari,
Rabike dan Tuwale, langit dan bumi, pandanglah
kami, kami sedang minum air sumpahan dengan
Lohiatala, suatu sumpah yang abadi, sumpah yang
kuat.
Perhatikanlah dan ingatlah baik-baik agar tidak
menjadi marah dan bertengkar antara sesama.
(Bila tidak dilaksanakan, maka kalau) kau ingin
memanjat pohon untuk menangkap kusu maka kau
akan jatuh ke tanah, atau lebah akan menyengatmu
sampai mati; kau akan mati ketika memakan sagumu
yang masih hangat, kau akan mati ketika memakan
96