Page 114 - SEJARAH KEBUDAYAAAN MALUKU
P. 114
Ale Kuku o
Tala ina yo sorak gandoing erwako
[ Kita berdua berasal dari Nunusaku
berakit menyusur sungai Tala
karena rakit kita hanyut ke hulu
dari sungai Tala, kita adalah bersaudara ]
Di atas berkali-kali disebut istilah Nunusaku. Ini pun
merupakan simbol dari persatuan antara masyarakat Maluku
Tengah. Nunusaku merupakan mitos asal-usul yang
dimasukkan dalam hampir semua upacara panas pela di
Maluku Tengah. Menurut versi yang umum diterima, Nunusaku
adalah sebuah gunung yang tidak nampak bagi manusia dan
terletak di suatu tempat di Seram Barat. Manusia Maluku
Tengah dikatakan berasal dari Nunusaku. Mereka kemudian
bercerai-berai ke berbagai pulau dan mendiami negeri-negeri
mereka masing-masing. Melalui sungai-sungai Tala, Eti dan
Sopalewa mereka dikatakan menyebar dan mendiami seluruh
Maluku Tengah.
Selain mitos Nunusaku, dalam bentuk lain masyarakat asli
di pulau Seram itu juga menjadi inspirasi bagi persatuan antara
penduduk Maluku Tengah. Sampai abad ke-19 di pulau itu
terdapat susunan masyarakat yang terbagi dalam dua bagian
yang menyatu. Kedua bagian itu adalah Patasiwa (Seram
Barat) dan Patalima. Dalam istilah-istilah itu terkandung
konfigurasi yang juga terdapat hingga di Maluku Utara dan
Maluku Tenggara, yaitu sembilan (siwa) dan lima (Zima). Lima
sesungguhnya adalah empat bagian dimana satu menjadi
primus interparis, seperti halnya Empat Perdana dan Raja Hitu
di Hitu tersebut di atas. Siwa atau sembilan adalah lima
ditambah empat, jadi sesungguhnya terdiri dari konfigurasi
yang sama pula walau konfigurasi kedua tidak mengandung
unsur kesatuannya sendiri (raja) karena sudah disatukan
melalui unsur persatuan dari konfigurasi yang pertama.
Pengertian persatuan dalam konfigurasi itu akan lebih jelas
bila diingat bahwa sering pula unsur sembilan dilambangkan
dengan perempuan (ina) dan unsur lima dilambangkan dengan
98