Page 135 - SEJARAH KEBUDAYAAAN MALUKU
P. 135

Cara memelihara dan menurunkan ekspresi seni-budaya ini
           ialah melalui pendidikan tradisional yang berlangsung secara
           turun-temurun.  Dari orang tua diturunkan kepada anak-anak
           atau  dari  orang-orang  tua  kepada  pewaris  yang  berhak
           menerimanya.  Semuanya berlangsung dan diatur oleh norma-
           norma adat.  Di beberapa kampung di kepulauan Kei dan Seram
           terdapat jenis-jenis Kapata  yang  hanya boleh  dilagukan  oleh
           kampung-kampung  tertentu,  orang-orang  tertentu  dan juga
           pada saat-saat  tertentu.  Pelanggaran  terhadap  ketentutan-
           ketentuan yang  sudah  ditetapkan  mendapat  sangsi  berupa
           hukuman  adat.  bahkan  kadang-kadang  bisa  menimbulkan
           perselisihan  dan  peperangan  antar  suku.  Bentuk-bentuk
           kesenian asli yang dimiliki  penduduk ini  keinudian mendapat
           pengaruh-pengaruh  luar  seperti  seni  budaya  suku  bangsa
           Indonesia lainnya dan seni budaya Islam  dan Eropa.  Akibat
           daripada pertemuan tersebut menurut Pattikaihatu dkk, telah
           terjadi  perubahan-perubahan  sosial-kultural.  Dalam  sejarah
           sosial daerah Maluku diungkapkan bahwa persentuhan sosial
           kultural itu telah menjurus ke arah suatu sintese atau integrasi
           sosial kultural baru, yang terdiri dari unsur-unsur yang sebagian
           berasal  dari  luar  dan  sebagian  dari  dalam.  Perubahan-
           perubahan sosial-kultural  tersebut  terlihat  dalam  lembaga-
           lembaga pemerintahan, keagamaan, bahasa serta ekonomi dart
           masyarakat  adat.  Selanjutnya  disebutkan  pula  bahwa
           perubahan itu  memupuk  pertumbuhan  dan  perkembangan
           beberapa lembaga baru di dalam masyarakat, yaitu gereja dan
           jemaat, mesjid dan langgar beserta jama'ahnya, tempat-tempat
           melakukan pengajian  serta sekolah-sekolah  minggu  maupun
           sekolah umum.

               Pada abad 18 dan 19, pengaruh dan akibat dart perubahan-
           perubahan yang  telah  dialami  masyarakat  Maluku  itu  terus
           berkembang. Pola-pola kemasyarakatan dan kebudayaan yang
           berkembang akibat  kontak dengan  dunia luar dikembangkan
           dan  disesuaikan  dengan  fungsi-fungsi  baru yang  diharuskan
           oleh penguasa kolonial yang memerintah.  Oleh sebab itu unsur-
          unsur budaya Barat mendapat ternpat yang utama di kota-kota.
           Sedang di desa-desa atau daerah yang terpencil di mana adat


                                          119
   130   131   132   133   134   135   136   137   138   139   140