Page 133 - SEJARAH KEBUDAYAAAN MALUKU
P. 133
pengantin pria antara lain, tekstil atau pakaian hasil tenunan
yang bagus ( eman untuk sarung), manik-manik, anting-anting
yang dibuat dengan banyak lubang dan gelang kerang. Barang-
barang tersebut kadang-kadang disimpan sebagai barang
warisan. Barang-barang warisan yang bemilai tinggi dimiliki
dan ditukarkan diantara keluarga-keluarga aristokrat atau
ningrat. Sebaliknya barang-barang yang tidak begitu bernilai
dipertukarkan diantara orang kebanyakan. Objek-objek
berjenis pria cenderung solid dan kuat, diasosiasikan dengan
kematian, panas dan berburu. Sedangkan objek-objek berjenis
wanita cenderung ringan dan merujuk pada bahan sandang;
misalnya, kain untuk membungkus dan benang untuk merajut
atau menenun. Biasanya diasosiasikan dengan kelahiran,
kesejukan dan berkebun. (Taylor dan Aragon : 1992). Banyak
pria Tanimbar orang sudah membuat perhiasan dada (peniti)
dari emas. Peniti tersebut dapat dikenakan pria ataupun wanita
dan dianggap sebagai barang berharga berjenis pria. Biasanya
diberi oleh kerabat suami kepada istri. Menurut Mc. Kinnon
yang dikutip Aragon dan Taylor mengungkapkan bahwa
barang-barang emas yang merupakan barang warisan dari
leluhur dianggap mempunyai asal-usul dan kekuatan
supranatural, biasanya disimpan sebagai barang warisan di
rumah-rumah keluarga tertentu. Sampai pada abad 19 dan awal
abad ke 20, belum banyak pertukangan emas di Maluku
Tenggara ini. Kecuali untuk beberapa kerajinan anting-anting
dan cincin emas yang khas ada di Luang. Jadi kemungkinan
besar perhiasan-perhiasan emas itu diperdagangkan dari
wilayah Indonesia lainnya. (Mc. Kinnon : 1988 dalam Taylor dan
Aragon : 1992). Perhiasan emas dengan omamen gantung yang
diperoleh dari para leluhur juga diberi status suci dan dianggap
berasal dari dunia lain. Disebutkan bahwa omamen-omamen
gantung seperti itu dan emas bulat. sering dipakai pria dan
wanita di Leti, Moa, Lakor dan Luang. Dalam tata adat Luang
disebutkanjuga bahwa bukan saja sebagai perhiasan melainkan
juga sebagai pembayar denda terhadap pelanggaran hukum
adat. Umpamanya seorang pria mempunyai hubungan seks
gelap dengan seorang wanita dari tingkat sosial yang lebih
tinggi dihukum dengan membayar denda berupa bulatan pipih
117