Page 128 - SEJARAH KEBUDAYAAAN MALUKU
P. 128

Pertama mungkin saja kebudayaan dan tatanan masyarakatnya
             hilang sama sekali karena pemusnahan yang dilakukan Coen.
             Kedua sisa-sisa penduduk yang melarikan diri ke pulau-pulau
             sekitar dapat mengembangkan kebudayaannya dengan baik di
             daerah-daerah  yang  baru.  Kemungkinan  kedua  ini  dapat
             diterima apabila perkembangan yang terjadi di  pulau Kei  itu
             adalah hal yang baru seperti telah diuraikan di muka.  Hal itu
             berarti para pengungsi atau penguasa-penguasa yang pindah
             ke  kepulauan  Kei  itu  telah  mampu  mengembangkan  suatu
             tatanan masyarakat dan kebudayaan baru seperti yang pemah
             ada di  daerah asalnya;  Misalnya  mereka yang disebut  "orang
             kaya" di kepulauan Kei yaitu di pulau Kei Kecil atau Banda Eli
             dan Banda Elat adalah memang dahulunya orang kaya dalam
             arti  harfiahnya  di  Banda.  Para orang  kaya  itu  merupakan
             penguasa-penguasa lokal di  bawah para penguasa yang lebih
             luas kekuasaannya yang disebut Rat atau Raja ataupun Halaai.
             Besar kemungkinan tatanan masyarakat yang dikembangkan
             ialah  sistim kesatuan hidup  yang membagi  anggota-anggota
             masyarakat  ke  dalam pelapisan-pelapisan atau  strata sosial
             tertentu seperti  kasta,  cenderung berubah.  Sistim kesatuan
             hidup yang terbentuk kemudian ialah, Rinrahan,  Rahanyaan,
             Ohoiratut, dan Lor atau Ur yang sudah diuraikan di muka.
                 Sistim kekuasaan dan tatanan masyarakat atau pun sistim
             kesatuan hidup di daerah ini mungkin lebih sederhana daripada
             yang dikenal di  Maluku  Utara.  Akan  tetapi  Pelapisan sosial
             seperti itu menurut Kuncaraningrat selalu ada di hampir semua
             masyarakat  di  dunia  baik yang  amat  sederhana  maupun
             yang amat kompleks sifatnya.  Dalam pergaulan antar individu
             ada  pembedaan  kedudukan  dan  derajat  (status).  Dalam
             masyarakat yang  kecil  dan  sederhana biasanya  pembedaan
             kedudukan dan  derajat itu  bersifat minim,  karena warganya
             sedikit  dan individu-individu yang dianggap tinggi juga tidak
             banyak macam jumlahnya.  Sementara di  dalam masyarakat
             yang kompleks,  biasanya pembedaan kedudukan dan derajat
             juga bersifat kompleks, karena warganya banyak dan individu-
             individu  yang  dianggap  tinggi  juga  banyak  macam  dan
             jumlahnya. (Kuncaraningrat : 1977).



                                            112
   123   124   125   126   127   128   129   130   131   132   133