Page 125 - SEJARAH KEBUDAYAAAN MALUKU
P. 125
golongan kasta yang dampaknya masih terasa sampai sekarang.
Golongan masyarakat yang menduduki tingkat teratas disebut
Mel-mel, golongan menengah disebut Ren-ren, dan golongan
masyarakat biasa (bawah) disebut Iri-ri. Pembagian
masyarakat seperti itu disinyalir sebagai adanya pengaruh dan
migrasi orang-orang Bali ke Maluku Tenggara. Atau mungkin
juga karena adanya pengaruh kekuasaan Majapahit di masa
patih Gajah Mada, seperti yang tersurat dan tersirat di dalam
Nagarakartagama pupuh 14, bahwa Ambwan, Wandan dan Onin
merupakan tempat-tempat yang diduga disinggahi ekspedisi
patih Gajah Mada.
Selanjutnya dalam hukum Larwul-Ngabal itu, untuk
melindungi hak milik perseorangan diciptakan tanda-tanda
khusus atau lambang-lambang tertentu yang menyatakan
larangan mengambil hak milik orang lain. Tanda-tanda atau
lambang-lambang itu terbuat dari daun kelapa dan atau kayu,
disebut Balwarin. Norma-norma tersebut selanjutnya dalam
proses penerapannya disesuaikan dengan pola kehidupan
masyarakat setempat, sehingga akhirnya menjadi milik
masyarakat Kei sampai sekarang ini. (Ibid).
Pembagian masyarakat atas kasta-kasta di Maluku
Tenggara itu diduga berasal dari sistim agama Hindu yang
masuk ke daerah ini bersama orang-orang Bali yang bermigrasi
ke sana. Keadaan masyarakat seperti ini umumnya terdapat
pada kesatuan-kesatuan hiduP. di negeri-negeri yang
mempunyai keterikatan genealogis yang kuat. Mereka dapat
hidup dalam suasana damai dalam suatu ikatan teritorial pula,
yang diperkuat pula oleh kepentingan sosial ekonomis yang
sama. Kadang-kadang peperangan kecil bisa terjadi, karena
timbulnya hal-hal yang bertentangan dengan kepentingan
persekutuan, misalnya pelanggaran adat atau daerah
(petuanan) persekutuan maka akan segera terjadi perselisihan-
perselisihan yang menjurus kepada peperangan antar suku.
Akan tetapi apabila peperangan itu reda maka hubungan
antara kesatuan-kesatuan politis dapat meluas sampai jauh
dari batas-batas ikatan genealogis dan teritorial. Hubungan-
109