Page 52 - SEJARAH KEBUDAYAAAN MALUKU
P. 52
barat. Kekuasaan-kekuasaan tersebut pada waktu-waktu
tertentu amat bertentangan bahkan bermusuhan. Hal ini
menyebabkan penganut masing-masing agama memandang
kepercayaannya atau agamanya itu sebagai sesuatu yang
sangat penting dan prinsipil. Mungkin ada diantara mereka
yang kurang mengetahui tentang isi dan hakekat ajaran yang
ada di dalam agama-agama terse but namun mereka menyadari
benar bahwa mereka adalah orang Islam dan orang Kristen
dan hal itu tidak boleh diganggu atau dilanggar. Sementara itu
bidang kebahasaan pun mengalami perubahan. Bahasa Melayu
yang digunakan dalam pelajaran agama Kristen dan khotbah-
khotbah di gereja lama-kelamaan mengganti bahasa daerah
setempat atau bahasa tanah. Di negeri-negeri yang menerima
dan menganut agama Kristen, bahasa tanah kian lama menjadi
langka dan hanya digunakan dalam upacara-upacara adat.
Upacara keagamaan yang berkembang sampai sekarang
adalah:
• Ibadah atau Gereja Minggu bagi pengahut agama Protestan
dan Katholik sedang bagi penganut agama Advent adalah
ibadah hari Sabtu.
• Pada akhir pekan atau minggu diadakan gereja kunci Usbu
yang di lakukan setiap hari Sabtu sore sebagai pengucapan
syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah
memberikan rahmatnya selama 6 hari. Ibadah ini juga
sebagai persiapan untuk ibadah hari Minggu.
• Pada akhir bulan diadakan Ibadah atau Gereja kunci bulan
juga sebagai pengucapan syukur.
• Ada pula gereja akhir tahun yang disebut Ibadah atau Gereja
Kunci tahun. Diadakan pada malam tanggal 31 Desember,
juga sebagai pengucapan syukur.
• Gereja anak Serani, yaitu upacara di gereja di mana anak-
anak dibaptiskan dan diresmikan sebagai orang Kristen.
Setelah dewasa diadakan upacara Sidi, yaitu upacara agama
di gereja dimana seorang anak yang telah dewasa dilantik
37