Page 82 - Kumpulan Cerita Rakyat Pamona, Sebuah Intepretasi Baru
P. 82
97
96
“Tianamo we’anya Reme, Tete Tia,” kata tete Tobulo.
Seketika raut muka tete Tia tampak senang.
98
“Calon pinoanaku ,” jawab tete Tia sambil bergegas
pergi ke rumah Reme dan Wuya. Wanita ini
membayangkan betapa bahagianya ia yang akan segera
memiliki seorang keponakan. Dari dulu ia selalu
mendukung hubungan adiknya Reme, bersama Wuya.
Nama mereka saja terdengar merdu; Reme yang berarti
matahari, lalu Wuya yang berarti bulan. Keduanya tidak
terpisahkan. Ia berharap jadi yang pertama mengucapkan
selamat kepada mereka berdua.
99
“Tuaiku ,” kata Tia ketika sampai di depan rumah
adiknya, Reme.
“Tukakaku 100 ,” jawab Reme yang muncul dari pintu
rumah dan memersilakan Tia masuk.
96 Sudah hamil istrinya
97 Panggilan untuk bibi, emak atau ibu
98 Keponakanku
99 Adikku
100 Kakakku
78