Page 84 - Kumpulan Cerita Rakyat Pamona, Sebuah Intepretasi Baru
P. 84
“Mungkin saya buat seperti kayu 109 saja ya,” kata Reme
kepada Wuya dan Tia.
“Mana-mana saja, asal bisa untuk anak kita nanti,
ndongaku,” kata Wuya.
Maka sejak hari itu, Reme sering pergi berkonsultasi ke
warga, terutama yang mahir dalam pertukangan, untuk
mencari tahu bagaimana cara membuat sebuah kobati. Ia
bertekad untuk membuatnya sendiri, sebagai hadiah untuk
Wuya dan calon anaknya nanti. Dari sejumlah warga, ia
menyimpulkan ada dua bahan terbaik untuk membuat
kobati: anyaman serat maupun pelepah dari enau 110 , atau
bisa juga dari pohon sagu 111 . Setelah usia kandungan
109 Sejenis "pikulan di belakang" untuk laki-laki dianyam dari rotan,
talinya di kepala dan kedua belah bahu, kemudian disambung
dengan pelepah rumbia yang dibuat tipis, dikeringkan dibuat
sedemikian rupa. Dipakai laki-laki mengangkut yang banyak seperti
damar yang akan dijual, padi dll.
110 Enau atau aren (Arenga pinnata, suku Arecaceae) adalah jenis
palma yang dapat mencapai tinggi 25 meter dengan diameter hingga
65 cm. Batang pokoknya kukuh dan pada bagian atas diselimuti oleh
serabut berwarna hitam yang dikenal sebagai ijuk; bagian dari
pelepah daun yang menyelubungi batang. Dari pohon ini dapat
diolah menjadi gula aren, tuak atau saguer, cuka dan pencahar
perut, buahnya disebut kolang kaling, daunnya dapat menjadi atap
rumah-tali-lidi-benang pancing, empulurnya dapat menjadi sagu, dll.
111 Rumbia (Metroxylon sagu) atau disebut juga (pohon) sagu adalah
nama sejenis palma penghasil tepung sagu. Tingginya mencapai 7
meter dengan diameter hingga 60 cm. Daunnya besar, majemuk
menyirip, panjang anak daun hingga 1,5 meter, bertangkai panjang
dan berpelepah. Rumbia menyukai tumbuh di rawa-rawa air tawar,
aliran sungai dan tanah bencah lainnya, di lingkungan hutan-hutan
80