Page 88 - Kumpulan Cerita Rakyat Pamona, Sebuah Intepretasi Baru
P. 88
sebuah mangkuk bersih yang terbuat dari buah bila, dan
direkatkannya bersama bilah papan yang semula
digunakannya untuk meregangkan helaian tali tipis tadi.
Di dekatnya, Wuya sedang menggulung getah damar 118
untuk dimasukkan ke dalam ruas bambu dan biasanya
dibakar di malam hari sebagai penerangan. Sambil
meregangkan helaian tali tipis tadi, sesekali bergesekan
dengan damar yang mulai mengeras di dekatnya. Reme
mencoba menggesek helaian tali tipis tersebut dengan
sepotong kayu, dan ia tertegun ketika bunyi suara yang
toleran terhadap tanah yang agak basa (salin). Warna kulit luar buah
maja berwarna hijau tetapi isinya berwarna kuning atau jingga.
Aroma buahnya harum dan cairannya manis. Sebagaimana jeruk,
buah maja dapat diolah menjadi serbat, selai, sirop, atau nectar
sementara kulitnya dibuat marmalade. Tempurung buah Maja dapat
berukuran 2 kali lipat dari tempurung kelapa dan bertekstur keras.
Konon, Raden Wijaya, sang pendiri kerajaan Majapahit, menerima
sebidang tanah untuk membangun kerajaannya tersebut. Sewaktu
membangun, ada pekerjanya yang memakan buah maja. Kebetulan
yang dimakan adalah buah yang berasa pahit. Oleh sebab itu daerah
tersebut kemudian dinamakan "Majapahit" atau "Wilwatikta"
(wilwa, maja). Pohon Maja juga dapat menjadi obat untuk beberapa
penyakit seperti rumor dan radang, gangguan prostat, penahan rasa
sakit, batuk, dll.
118 Pohon damar (Agathis dammara) adalah sejenis pohon anggota
tumbuhan runjung yang merupakan tumbuhan asli Indonesia.
Pohonnya besar, tinggi hingga 65 meter; berbatang bulat silindris
dengan diameter yang mencapai lebih dari 1,5 meter, tumbuh
secara alami di hutan hujan dataran rendah sampai ketinggian
sekitar 1.200 meter di atas permukaan laut. Getah pohon damar
diolah menjadi resin ataupun kopal yang bermanfaat untuk minyak
esensial, kemenyan, juga menambah gesekan pada senar alat musik
gesek untuk meningkatkan kualitas suara, dll.
84