Page 98 - Kumpulan Cerita Rakyat Pamona, Sebuah Intepretasi Baru
P. 98
meter 133 . Dari yang bisa aku amati, sejumlah tiang
tersebut menyangga lantai dan kerangka rumah dengan
menopang pondasi berupa batu persegi berukuran besar di
bagian bawahnya. Tiangnya terbuat dari sejenis kayu
hutan yang terlihat kuat dan besar. Atap rumahnya
berbentuk prisma dengan sudut kecil di bagian atasnya,
terbuat dari ijuk bercampur daun rumbia, memanjang ke
bawah dan sepertinya berfungsi sekaligus sebagai dinding
luar. Tadi kami sempat melewati semacam pintu gerbang
yang dijaga oleh beberapa pemuda, memasuki kawasan
ini.
“Mesua ri banuaku 134 ,” kata salah satu laki-laki itu
kepadaku. Ia mengatakan sesuatu kepada laki-laki lainnya
dan mereka pun meninggalkannya bersamaku.
“Moncoro, Ndongaku 135 ,” kata seorang perempuan keluar
dari pintu rumah itu. Perempuan itu sempat menatapiku,
133 Deskripsi ini merujuk pada rumah Tambi yang merupakan
bangunan tambahan rumah yang biasanya dibangun di samping
rumah induk. Rumah Tambi hanya terdiri dari 1 ruangan besar yang
multi fungsi mulai dari memasak, menerima tamu, tidur,
beristirahat, dan bercengkrama bersama keluarga. Masyarakat
zaman dahulu biasanya memiliki rumah utama dengan rumah Tambi
atau kadang dilengkapi 2 bangunan tambahan lainnya, yaitu Buho
atau Gampiri dan Pointua. Buho adalah rumah khusus yang
bentuknya seperti rumah Tambi terletak tidak jauh dari rumah
utama, terdiri dari 2 lantai; lantai pertama digunakan sebagai tempat
menerima tamu dan lantai kedua digunakan sebagai lumbung padi.
Sementara Pointua adalah rumah yang khusus digunakan untuk
tempat menumbuk padi.
134 Masuk di rumahku.
135 Sudah pulang, suamiku
94