Page 155 - ETPEM2016
P. 155
Berbeda dengan kehidupan masyarakat modern yang
menghormati kontrol dari bawah, pada negara-negara
berkembang terutama pada masyarakat yang feodalistik, ukuran
kebenaran datangnya dari atas dalam arti perintah/petunjuk
atasan. Sulit untuk mencari pejabat publik yang berani menentang
perintah atasan secara terang-terangan walaupun mengetahui
perintah itu tidak sesuai dengan norma-norma yang yang lebih
tinggi derajatnya.
Pendapat tersebut menunjukkan betapa kuatnya
perintah/petunjuk atasan sebagai sumber etika pemerintahan,
terlebih-lebih di lingkungan masyarakat yang paternalistik karena
atasan berada pada posisi yang paling dekat dengan perilaku
sehari-hari bawahannya. Oleh karena itu, secara etis setiap
pimpinan dalam struktur pemerintahan diharapkan tidak memberi
perintah/petunjuk yang bertentangan dengan norma etik yang
terdapat dalam sumber etika di atasnya. Apabila perintah/petunjuk
atasan tersebut sesuai dengan norma-norma etik yang terdapat
dalam sumber etika pemerintahan yang lebih atas, maka secara etis
perintah tersebut harus ditaati bawahannya. Sebaliknya apabila
bertentangan, ada kewajiban etis pada bawahannya untuk tidak
mematuhinya (walaupun jarang yang berani karena berisiko tinggi).
Dari uraian tentang sumber-sumber etika pemerintahan tadi,
terlihat jelas bahwa sistem nilai yang berlaku pada masyarakat
setempat sangat mempengaruhi pemilihan sumber-sumber etika
pemerintahan yang dipakai. Jika dilihat dari proses kelahirannya,
sumber-sumber etika pemerintahan yang telah dibahas tadi dapat
dibagi ke dalam 2 golongan yaitu :
139