Page 160 - ETPEM2016
P. 160
terpaksa mendahulukan seseorang yang baru datang, karena orang
itu bekas atasan yang dihormatinya.
Keempat, tentang kualitas perbuatan etisnya yang berbentuk
verbal dan nonverbal. Kekuatan aplikasi etika yang paling ideal
adalah yang bagus dalam berucap dan berbuat etis. Namun, karena
tingkat pengetahuan dan keterampilan etik orang tidak sama, maka
dalam hal-hal tertentu ada yang rendah kualitas keetikannya.
Contohnya, bisa jadi seorang aparatur pemerintah yang jujur
bermaksud menunjukkan kejujurannya, tetapi dinilai tidak etis
karena cara yang digunakannya dengan menunjukkan contoh
ketidak-jujuran yang dilakukan oleh orang lain (membuka aib orang
lain).
Dari gambaran itu dapat dikatakan bahwa kekuatan aplikasi
etika seseorang dapat diamati dan diukur dari perilaku nampaknya.
Taliziduhu Ndraha (1999:194) mengemukakan bahwa
keetikan perilaku merupakan tindakan etis yang dapat terlihat dari
perilaku etisnya. Perilaku itu dapat diamati dan diukur karena
terlihat melalui kenampakan (peragaan)-nya baik melalui gerak,
tanda-tanda, simbol-simbol, bahasa (bahasa isyarat, bahasa tutur,
bahasa tulis, bahasa tubuh dan ucapan mulut) serta melalui alat,
dan sarana (teknologi) yang digunakannya.
Keetikan perilaku oleh Taliziduhu Ndraha (2005:236) disebut
‘etikalitas’ yaitu ‘tingkat keetikan suatu tindakan.’ Proses terjadinya
diawali dengan adanya ‘kesadaran etis’ yang menunjukkan kualitas
seseorang dalam menaati etika. Kesadaran etis atau kadang
disebut kesadaran moral menurut Poedjawiyatna (1996:27) adalah
pengetahuan manusia bahwa ada baik dan ada
144