Page 164 - ETPEM2016
P. 164

dalam  bingkai  aturan  formal  yang  membatasi  dirinya  untuk

               menunjukkan kebebasan eksistensialnya. Karena itu, pola peragaan
               perlu  digabungkan  dengan  pola  pelakonan  yang  merupakan
               konsekuensi dari statusnya sebagai aparatur pemerintah.
                     Kedua, pola pelakonan (gambar 3). Pola ini terjadi melalui
               proses  penurutan,  peniruan,  penganutan  dan  penaatan  suatu
               skenario (tradisi, perintah) dari atas atau dari luar pelaku budaya
               yang bersangkutan.

                                          Gambar 3:
                                       POLA PELAKONAN



                                         Tradisi, perintah

                                                             Penurutan


                Skenario
                dari luar,    Penaatan        Penganutan      Peniruan
                dari atas

                      Sumber : Teori Budaya Organisasi (Ndraha, 2005:24)

                     Dalam  pola  pelakonan  ini,  aplikasi  etika  oleh  aparatur

               pemerintah  dipengaruhi pihak  luar dirinya, dalam hal  ini berupa
               karakteristik  organisasi  pemerintahan  (struktur,  kultur,  proses,
               kepemimpinan,  wewenang,  dan    tanggungjawab).  Penurutan,
               peniruan,  penganutan,  dan  penaatan  terhadap  norma  etik  lebih
               banyak dilakukan aparatur pemerintah dari perilaku orang-orang






                                                                             148
   159   160   161   162   163   164   165   166   167   168   169