Page 162 - ETPEM2016
P. 162
3.3.2 Pola Aplikasi Etika Pemerintahan
Kata ‘pola’ digunakan untuk menunjukkan 1) kerangka untuk
mencetak bentuk sesuatu (seperti pola baju), 2) keajegan bentuk
sesuatu atau kejadian (seperti pola cuaca), dan 3) kerangka acuan
(seperti pola dasar pembangunan). Yang akan digunakan dalam
tulisan ini adalah kata pola yang berarti ‘kerangka bentuk untuk
mencetak sesuatu.’ Dengan bertolak dari arti ini, yang dimaksud
dengan pola aplikasi etika pemerintahan adalah kerangka proses
pembentukan perilaku aparatur pemerintah dalam
mengaplikasikan etika pemerintahan. Kerangka proses yang
dialami seseorang dalam beretika menunjukkan bagaimana cara
seseorang, baik yang disadari atau tidak disadarinya, memiliki
pengetahuan, sikap mental dan keterampilan etik. Proses yang
demikian dapat terjadi pada manusia yang berada dalam pergaulan
sosial (keluarga, masyarakat, organisasi, pekerjaan).
Dari analisis atas hasil pengamatannya, Taliziduhu Ndraha
(2006:246) berpendapat bahwa aplikasi etika pada umumnya
dilakukan dengan 2 (dua) pola yaitu pola peragaan dan pola
pelakonan.
Kesatu, pola peragaan (gambar 2). Pola ini terjadi melalui
learning process (proses pembelajaran). Bermula dalam diri pelaku
budaya, dari suatu kebenaran, keyakinan, anggapan dasar atau
kepercayaan dasar yang dipegang teguh sebagai pendirian, dan
kemudian diaktualisasikan menjadi kenyataan (meraga) melalui
sikap dan perilaku.
146