Page 158 - ETPEM2016
P. 158
semakin bagus (kualitas) perbuatan etiknya baik verbal maupun
nonverbal, berarti semakin kuat aplikasi etikanya. Sebaliknya,
semakin sedikit norma etik yang ditaatinya, semakin jarang
melakukannya, semakin lemah keteguhannya, dan semakin jelek
penampilan perbuatan etiknya baik verbal maupun nonverbal,
berarti semakin lemah kekuatan aplikasi etikanya. Adapun
penjelasannya sebagai berikut.
Pertama, tentang kuantitas/jumlah (seberapa banyak) norma
etik yang mampu ditaatinya. Kekuatan aplikasi etika yang paling
ideal adalah menaati ‘semua norma etik.’ Bagi aparatur pemerintah
keadaan itu sangat sulit, karena mereka tidak berada di ruang
hampa. Banyak faktor internal dan eksternal lingkungan organisasi
pemerintahan yang mempengaruhinya. Karena itu, seseorang yang
dinilai etis dalam kedinasan, bukanlah orang yang mampu menaati
semua norma etik, tetapi yang mampu menaati ‘sebanyak
mungkin’ norma etik dalam bidang tugasnya. Contohnya, aparatur
pemerintah yang bertugas dalam pelayanan publik perizinan yang
dinilai etis adalah mereka yang mampu menaati sebanyak mungkin
norma etik pelayanan perizinan, seperti jujur, adil, sabar,
bertanggungjawab, cepat, ramah, mengenakan biaya sesuai
aturan, dan tepat waktu dalam pemrosesan. Dalam praktiknya bisa
terjadi seorang aparatur (aparatus) pemerintah telah memberikan
pelayanan perizinan dengan cepat dan ramah sehingga pada segi
ini ia dinilai etis, tetapi jika kemudian ia memeras yang dilayaninya
(walaupun secara halus), maka pada segi itu ia dinilai tidak etis.
Kedua, tentang frekuensi (seberapa sering) melakukan
perbuatan etisnya. Kekuatan aplikasi etika yang paling ideal
142