Page 166 - ETPEM2016
P. 166

sehingga  dalam  waktu  yang  bersamaan,  pola  pelakonanpun

               dilakukan.
                     Contoh pengunaan kedua pola aplikasi etika pemerintahan
               oleh  aparatur  pemerintah  terlihat  dari  hasil  penelitian  disertasi
               yang  telah  penulis  lakukan  beberapa  tahun  yang  lalu  (2007).
               Walaupun      hasil    penelitiannya    memiliki    keterbatasan
               transferabilitas  karena  konsep  baru  yang    diangkat  masih
               merupakan  hasil  penelitian  secara  kasuistis  pada  konteks
               kehidupan masyarakat di suatu daerah yakni di kabupaten Cianjur,
               namun dapat membantu  pemahaman  lebih dalam tentang pola
               aplikasi etika pemerintahan dengan pola peragaan dan pelakonan.

                     Penulis  memperoleh  temuan  bahwa    etika  pemerintahan
               yang  bersumber  dari  agama  (Islam)  dan  kebudayaan  (Sunda)
               diaplikasikan  oleh  aparatur  pemerintah  (dalam  hal  ini  petugas
               pelayanan publik perizinan) dengan pola peragaan karena mereka
               lebih akrab dengan sumber-sumber etika tersebut. Mereka telah
               belajar  dan  beradaptasi  dalam  waktu  yang  cukup  lama  di
               lingkungan  sosial  masyarakat  Cianjur  yang  kulturnya  Islami  dan
               kesundaan (nyunda).  Mereka tidak begitu akrab dengan sumber-

               sumber  etika  pemerintahan  lainnya  seperti  ideologi  negara,
               konstitusi,  ketetapan  MPR,  undang-undang  dan  peraturan
               perundang-undangan lainnya. Kode Etik KORPRI walaupun sering
               diucapkan  dalam  apel  pagi  setiap  hari  Senin,  tidak  diketahui/
               disadarinya sebagai sumber etika.
                     Agama, terutama Islam, sangat mewaranai kehidupan sosial
               masyarakat  Cianjur.  Para  ulama/kiayi/ustadz  di  pesantren-
               pesantren,  madrasah-madrasah,  dan  majelis-majelis  pengajian
               merupakan  nara  sumber  pengetahuan  agama.  Nara  sumber

                                                                             150
   161   162   163   164   165   166   167   168   169   170   171