Page 65 - ETPEM2016
P. 65
d) kecenderungan luas untuk lebih menyukai atau memilih
keadaan-keadaan tertentu dibanding dengan yang lain
(Geert Hofstede);
e) kombinasi ide dan sikap yang mencerminkan suatu
peringkat pilihan atas prioritas, motif atau orang (Dalton
E. McFarland); dan
f) kriteria atau standar yang dibuat untuk melakukan
penilaian (Robin Wiliams).
Dengan mengacu pada sumber-sumber tersebut dapat disimpulkan
bahwa nilai adalah konsepsi tentang sifat/kualitas perilaku yang
dianggap atau diyakini baik, benar, bagus, penting, berarti, dan
berguna bagi kehidupan seseorang atau sekelompok orang di
lingkungannya.
Bisa jadi, anggapan atau keyakinan seseorang atau
sekelompok orang tentang nilai itu berbeda-beda karena
perbedaan latar belakang agama, adat-istiadat, filsafat, faham
kehidupan, faham ekonomi, faham politik, dan faham-faham lain
yang dianutnya. Contoh:
1. Menurut filsafat, sesuatu dinilai benar jika logis (logika),
dinilai baik jika etis (etika,) atau dinilai bagus jika indah,
tertib dan rapi (estetika).
2. Menurut agama (Islam), sesuatu perbuatan dinilai baik
(amal saleh) jika niatnya lurus (untuk beribadah), dilakukan
dengan sebaik mungkin menurut aturan, dan diorientasikan
untuk menggapai rida Allah SWT.
3. Menurut faham kehidupan, sesuatu dinilai baik jika
menyenangkan (hedonisme), dinilai baik jika berguna
(utilitarianisme), dinilai baik jika sesuai dengan kewajiban
49