Page 60 - ETPEM2016
P. 60

hobi  lain  yang  memerlukan  pegangan  etiknya  masing-masing;

               maka pada tataran operasional muncullah turunan dari etika-etika
               sosial  tadi  dalam  bentuknya  yang  sangat  konkret  dan  rinci  yang
               biasa disebut dengan Kode Etik atau Kode Kehormatan, misalnya
               Kode  Etik Pegawai  Negeri Sipil, Kode  Etik Kedokteran, Kode Etik
               Profesi  Guru,  Kode  Etik  Prajurit,  Kode  Etik  Jurnalistik,  dan  Kode
               Kehormatan Pramuka.
                     Kode etik adalah persetujuan bersama yang timbul dari para
               anggota  itu  sendiri  untuk  lebih  mengarahkan  perkembangan
               mereka,  sesuai  dengan  nilai-nilai  ideal  yang  diharapkan
               (Simorangkir,  dalam  Sosipater,  2009:23).  Dorongan  untuk

               mematuhi perintah atau kendali untuk menjauhi larangan dalam
               kode etik, bukan dari sanksi fisik melainkan dari rasa kemanusiaan,
               harga diri, martabat,  dan nilai-nilai filosofis (Kumorotomo, 2007:
               399).
                     Dengan demikian, arti etika dari yang tadinya hanya sebagai
               pemikiran  teoritik  saja  kemudian  berkembang  menjadi  etika
               sebagai  pegangan  praktis  berupa  ‘prinsip-prinsip  dan  sistem
               nilai/norma  etik’  yang  dijadikan  pegangan  seseorang  atau

               sekelompok  orang  dalam  menjalani  kehidupan  sehari-hari.  Joko
               Widodo  (2007:48)  mengatakan  bahwa  etika  merupakan
               seperangkat  prinsip  nilai  moral  yang  dapat  dijadikan  standar,
               pedoman,  referensi,  atau  acuan  orang-orang  untuk  berperilaku
               dalam kelompok-kelompok sosial tertentu.





                                                                              44
   55   56   57   58   59   60   61   62   63   64   65