Page 56 - ETPEM2016
P. 56

dinikmatinya dan karena itulah pula hidupnya merasa bahagia. Ia

               bisa  hidup  tenang,  tenteram,  nyaman,  disukai  oleh  sesamanya,
               dapat  berpikir  positif  dan  proporsional,  tabah,  optimis,  bisa
               mengendalikan  diri,  mudah  memaafkan,  rajin  bersyukur,
               dermawan,  ramah,  dan  rendah  hati.  Sebaliknya  orang  yang
               mentalnya  sakit,  karena  terjangkit  penyakit  hati  seperti  marah,
               dendam,  sombong,  dan  iri  hati;  bisa  jadi  ia  akan  tidak/kurang
               merasa bahagia, karena itu ia kurang/tidak bisa menikmati karunia
               Tuhan yang diperoleh betapapun banyaknya. Hidupnya senantiasa
               gelisah, pesimis, resah, tertekan, tidak bisa berpikir tenang, sering
               tidak puas, selalu merasa kurang (materi), dan banyak mengeluh.

               Karena  itulah,  pelajaran  etika  sangat  berguna  bagi  setiap  orang
               yang berkeinginan untuk memperoleh kebahagiaan hakiki dengan
               cara membangun mentalnya agar sehat. Menurut ahli kesehatan,
               kondisi  mental  yang  sehat  itu  diyakini  akan  berpengaruh  baik
               terhadap  kondisi  jasmaninya  (kondisi  jantung,  tekanan  darah).
               Dengan  demikian  secara  jasmaniahpun  akan  banyak  merasakan
               berbagai kenikmatan atas pemberian Tuhan yang melimpah.
                     Louis P. Pojman (2002:1) mengemukakan, “Ethics, or moral

               philosophy as it is sometimes called, is the systematiic endeavor to
               understand  moral  concepts  and  justify  moral  principles  and
               theories.” Terjemahan bebasnya, etika atau kadang-kadang disebut
               filsafat moral adalah upaya sistematis untuk memahami konsep-
               konsep  moral  dan  menguji  kebenaran  teori-teori  dan  prinsip-
               prinsip moral.
                     Bahasan  filsafat  moral  menurut  Poespoprodjo  (1999:31),
               lebih  menekankan  pada  penggunaan  metode  berpikir  deduktif
               berdasarkan  postulat-postulat  tertentu  yang  disimpulkan  dari

                                                                              40
   51   52   53   54   55   56   57   58   59   60   61