Page 66 - ETPEM2016
P. 66

(deontologis),  dinilai  baik  jika  mengandung  kebajikan

                       (stoisisme), atau dinilai baik jika menuju ke kesempurnaan
                       (evolusianisme).
                  4.  Menurut  adat  istiadat,  sesuatu  dinilai  baik  jika  sesuai
                       dengan  ketentuan  adat  masing-masing  masyarakat
                       penganutnya.
                  5.  Menurut faham ekonomi suatu bangsa, sesuatu dinilai baik
                       jika kekayaan produktif dimiliki swasta (kapitalisme), atau
                       dinilai  baik  jika  kekayaan  produktif  dimiliki  negara
                       (sosialisme).
                  6.  Menurut faham politik, sesuatu dinilai baik jika didasarkan

                       pada  musyawarah  (demokratis),  atau  dinilai  baik  jika
                       didasarkan pada kekuasaan belaka (otoriter).
                     Jadi, pandangan tentang nilai baik, benar, bagus, penting, dan
               berguna itu cukup beragam. Karena itu, sulit sekali dicari nilai-nilai
               mana  yang  baik,  benar,  bagus,  penting,  dan  berguna  secara
               obyektif,  karena  hal  itu  pada  akhirnya  sangat  ditentukan  oleh
               anggapan atau keyakinan pihak penganut atau pengguna masing-
               masing.

                     Terlepas  dari  latar  belakang  anggapan  atau  keyakinan
               seseorang  atau  sekelompok  orang  tentang  penetapan  nilai  baik,
               benar,  bagus,  penting  dan  berguna;  nilai  dapat  dibagi  ke  dalam
               beberapa kategori menurut sudut pandang berikut:
                 1.  Menurut bentuk:
                     a)  nilai kuantitatif (yang berbentuk angka), misalnya harga
                         barang dan nilai uang; dan





                                                                              50
   61   62   63   64   65   66   67   68   69   70   71