Page 87 - ETPEM2016
P. 87

of  Public  Official  tahun  2003.  Di  Indonesia  etika  pemerintahan

               terdapat pada berbagai sumber yang akan dibahas kemudian.
                     Seperti  telah  disinggung  di  bagian  depan  bahwa  menurut
               Bertens  (2007:267),  etika  khusus  (ethica  specialis)  artinya  sama
               dengan  etika  terapan.  Kemudian,  etika  pemerintahan  menurut
               Ryaas Raysid (2002:55) termasuk dalam ruang lingkup etika praktis.
               Jika  kedua  pendapat  tersebut  dihubungkan,  etika  pemerintahan
               merupakan  etika  khusus  atau  etika  terapan  sebagai  bagian  dari
               etika sosial yang sama kedudukannya dengan etika profesi, etika
               politik, etika lingkungan hidup, dan etika keluarga, karena memuat
               nilai-nilai dan norma-norma moral yang berlaku untuk masyarakat

               tertentu, dalam hal ini  para penyelenggara  pemerintahan.
                     Secara  teoretik,  etika  pemerintahan  adalah  studi  tentang
               sentuhan etika pada hubungan pemerintahan (Ndraha, 2003:320).
               Yang dimaksud dengan hubungan pemerintahan adalah hubungan
               ‘yang memerintah dengan yang diperintah,’ atau hubungan antara
               pemerintah  suatu  negara/daerah  dengan  rakyatnya,  hubungan
               yang menunjukkan pemenuhan hak dan kewajiban masing-masing
               pihak  dalam  konteks  kenegaraan.  Dengan  sentuhan  etika

               diharapkan hubungan pemerintahan dapat berlangsung harmonis.
                     Taliziduhu Ndraha (2003:320) berpendapat bahwa pemikiran
               tentang  etika  berlangsung  pada  tiga  aras,  yaitu  aras  filosofik
               (sebagai  bagian  dari  filsafat),  aras  sejarah  (etika  masyarakat
               tertentu pada zaman tertentu), dan aras kategorial (etika profesi,
               etika jabatan atau etika kerja). Etika pemerintahan berada dalam
               aras  kategorial.  Dari  etika  pemerintahan  kemudian  dapat
               dikembangkan etika profesi untuk masing-masing bidang yang ada
               dalam lingkungan pemerintahan, misalnya etika profesi guru, etika

                                                                              71
   82   83   84   85   86   87   88   89   90   91   92