Page 211 - Jalur Rempah.indd
P. 211
A. PERANG DI MALUKU MELAWAN RAJA AL MANSUR
DARI TIDORE
Sementara orang terus berperang di Pacem, perhatian, perang dan
bencana juga melanda benteng baru S. Joao di Maluku. Sebelum membahasnya,
perlu diketahui terlebih dahulu bagaimana orang Portugis menguasai
kepulauan ini, dan mampu bertahan di kepulauan ini. 192
Raja Portugis Dom Manuel, menerima permintaan tertulis dari dua orang,
raja di kepulauan itu agar membangun sebuah benteng bisa membangun
sebuah benteng seperti di banyak tempat di India, Jorze de Brito bersama
beberapa kapal dan personil yang memadai mulai berlayar. Akan tetapi
berhubung ia terbunuh saat mendarat di pelabuhan Aceh, saudaranya Antonio
de Brito menggantikannya sebagai panglima. Di tanjung Sincapura, perpisahan
terjadi dengan Jorze d’Albuquerque yang saat itu menjadi capitao Malaka dan
berangkat ke Maluku. Dia membawa enam kapal; para nahkoda lima kapalnya
adalah Francisco de Brito, Jorze de Mello, Pero Botelho, Lourenço Godinho,
Gaspar Gallo. Antonio sendiri memimpin kapal tempat dirinya berada.
Awaknya sekitar 300 orang. Dia menyusuri selat Sabao (Sabang, mungkinkah
yang dimaksudkan selat Bangka?) dan meneruskan perjalanannya sampai tiba
di Banda. Banda adalah sebuah pulau uang termasuk wilayah Maluku. Di sana
dia memberi izin kapal-kapal kecilnya untuk memperbaiki kerusakan yang
disebabkan oleh perjalanan panjang. Dari sini dia meneruskan perjalanannya
ke kepulauan Maluku dan pertama-tama ke Bachao (Bacan), yang rajanya
diputuskan untuk dihukum karena melakukan suatu tindakan buruk yang
dilakukannya dengan pengecut terhadap awak junk Simao Correa. Tampaknya
dengan cara ini dia berhasil menaikkan wibawa orang Eropa di daerah ini.
Simao d’Abreau mendarat, membakar sebuah desa dan membunuh
banyak orang bumiputera. Kepulauan Maluku, yang disebut menurut hasil
cengkehnya yang banyak tumbuh di sana, terdiri atas lima pulau dan begitu
kecil sehingga pulau terbesar tidak mencapai enam mil kelilingnya. Sementara
192 Hubert Jacobs. “Ambon as a Portuguese and Chatolic Town 1576-1605” dalam Neue Zeitschrift fur
Missionswissenschaft, 1985, vol. 41.