Page 214 - Jalur Rempah.indd
P. 214
204 REMPAH, JALUR REMPAH DAN DINAMIKA MASYARAKAT NUSANTARA
mendapatkan lebih dari 600 potong kain sebagai upahnya. Akan tetapi
194
serangan kedua ini tidak berhasil. Sementara orang Ternate berkumpul
dan mempersenjatai diri, Cachil Darus mengerahkan semua orang dengan
senjatanya untuk menyerang Tidore dengan kekuatan besar, Antonio de Brito
mengirimkan dua kaptennya dalam sebuah zambuco dan sebuah perahu
dayung lain untuk berangkat ke pelabuhan Tidore dan di sana mengamati
semuanya, apa yang terjadi di sekitar itu. Kapten Jorze Pinto da Silva dan
Lyonel de Lima berangkat. Ketika mereka berhasil menimbulkan banyak
kerugian pada musuh dengan blokadenya selama beberapa hari, tampaknya
pada suatu pagi sebuah kora-kora, yakni sebuah perahu ringan, bermaksud
untuk belayar ke pelabuhan. Jorze Pinto berangkat untuk melucutinya,
dan kora-kora yang ketakutan pada orang Portugis, menyingkir ke sebuah
teluk di pulau itu yang di jalan masuknya terdapat sebuah perairan dangkal
di mana laut menutupi karang yang dangkal sehingga hanya perahu dari
pohon datar yang bisa memasukinya. Jorze Pinto dengan pelayaran penuh
mengejar kora-kora itu dan dengan lunasnya yang datar mendekat ketika dia
mengetahui bahwa perahunya membentur karang dan terdampar di pantai
itu. Sungguh menakutkan baginya dan bagi enam orang Portugis serta 40
pendayung karena semuanya terbunuh dan kehilangan kepalanya. Dari semua
sisi orang-orang bumiputera muncul, setelah mereka bersembunyi di dalam
teluk di balik bebatuan dan pohon-pohon. Orang-orang Portugis segera
jatuh ke tangan mereka dengan cara dipenggal kepalanya. Jadi jika mereka
terus bertindak, mereka juga kembali menemukan kendala. Dalam serangan
kedua yang dilakukan di pulau itu, kapten Martin Alfonso de Mello Jusarte
terluka dan tidak ada hasil berarti yang diperoleh. Kapten Martin Alfonso
de Mello Jusarte dan Francisco de Sousa terkena luka yang disebabkan oleh
senapan, sama dengan peluru yang mengenai orang-orang di sekitarnya, yang
memberikan tembakan dua kali. Antonio de Brito marah dan takut karena ia
tidak memiliki orang lagi untuk mempertahankan benteng, yang merupakah
kewajiban utamanya. Ia berpikir untuk menghentikan perang. Tetapi Cachil
Darus yang pemberani, telah menggabungkan diri dengan orang Portugis,
tetap melawan. Ia mengusulkan walaupun al Mansur menjadi pemenangnya,
194 Veth, Java: Geographisch.