Page 62 - Jalur Rempah.indd
P. 62
52 REMPAH, JALUR REMPAH DAN DINAMIKA MASYARAKAT NUSANTARA
dan memperkuat armada laut. Munculnya Makassar sebagai kekuatan politik
dan ekonomi didukung oleh kondisi geografisnya yang sangat strategis dan
tersedianya pasokan bahan makanan, yaitu beras, dalam jumlah besar untuk
kota pelabuhan itu. Perdagangan maritim Makassar di akhir abad ke-16
didominasi oleh para pedagang Melayu dari Johor, Patani, pedagang Siam,
Cina, Portugis, Spanyol, selain juga oleh para penguasa lokal.
Ketika angin musim yang diperlukan untuk kegiatan pelayaran berhembus,
para pedagang asing dan pribumi berangkat dari Makassar dengan membawa
beras, kain, emas, perak dan perhiasan untuk diperdagangkan dengan
cengkeh dari Maluku Utara, pala dan fuli dari Banda, dan kayu cendana dari
Solor dan Timor. Selain itu para pedagang dari Makassar juga pergi berlayar
ke Malaka dan berbagai kota pelabuhan di Jawa, Sumatera, dan Kalimantan
yang memperdagangkan lada. Di kota-kota pelabuhan itu para pedagang
dari Makassar akan memperdagangkan komoditi yang mereka bawa berupa
cengkeh, pala, fuli, dan beras dengan para pedagang Portugis dan India yang
meyediakan komoditi kain katun. Sepanjang abad ke-16 sampai 18 kain katun
dari India merupakan komoditi yang paling banyak diminati oleh masyarakat
di Kepulauan Maluku dan wilayah Indonesia timur lainnya.
Munculnya Malaka sebagai sebuah emporium didukung oleh kesempatan-
kesempatan perdagangan yang terbuka luas setelah Portugis menarik diri
dari Kepulauan Maluku di akhir abad ke-16. Penarikan Portugis menciptakan
kondisi yang ideal bagi para pedagang Makassar dan pedagang-pedagang
lainnya yang beroperasi dari Makassar untuk terlibat secara lebih intensif
62
dalam perdagangan cengkeh di Maluku. Sementara itu, ketiadaan akses ke
kepulauan Maluku telah mendotong para pedagang swasta Portugis untuk
berdagang ke Makassar. Di awal abad ke-17 Makassar telah menjadi kota
pelabuhan dimana semua komoditi yang diperlukan dari Indonesia timur
dapat ditemukan.
Pada periode yang sama dengan berkembangnya Makassar sebagai
emporium Indonesia timur di Maluku terjadi perubahan-perubahan
62 George Bryan Souza, The Survival of Empire: Portuguese Trade and Society in China and the South China Sea,
1630-1754 (Cambridge: Cambridge University Press, 1986), hlm. 89.