Page 59 - Jalur Rempah.indd
P. 59

REMPAH, JALUR REMPAH DAN DINAMIKA MASYARAKAT NUSANTARA  49



               perantara dalam perdagangan lada dengan para pedagang Eropa.


                   Sumber  pemasukan  finansial  kesultanan  Banten  antara  lain  adalah
               ongkos membuang  jangkar,  pajak  ekspor, dan  pajak  impor yang  sebagian
               darinya diberikan kepada syahbandar. Pengaturan dalam kegiatan pelabuhan
               serta ekspor dan impor  merupakan  langkah  yang  ditempuh oleh pihak
               kesultanan  untuk  mencegah terjadinya monopoli oleh pihak  pedagang

               asing yang manapun.  Kebijakan  semacam ini dianggap  lebih baik  daripada
               membuka  kesempatan  kepada  pedagang  ataupun  komunitas  asing tumbuh
               menjadi kekuatan  yang  mengancam  otoritas pihak kesultanan.  Ketika  VOC
               menaklukkan Jayakarta dan mendirikan Batavia, Gubernur Jenderal VOC Jan
               Pieterszoon  Coen berusaha membujuk  para  pedagang  Cina terkemuka  di
               Banten untuk berpindah ke Batavia.


                   Tujuan Coen adalah memperkuat perdagangan Batavia dan melemahkan
               Banten.  Beberapa  diantara pedagang  Cina terkemuka mau  berpindah  ke
               Batavia tetapi sebagian besar diantaranya memilih tetap di Banten. Karena
               menunjukkan  loyalitasnya  mereka yang  tetap  tinggal  diberi penghargaan
               dengan menjadikan mereka sebagai anggota  dewan kesultanan.  Sebagian
               lainnya diberi posisi penting dalam pemerintahan dengan dijadikan sebagai

               juru  tulis,  pialang,  juru  hitung,  juru  timbang  dan penerjemah. Dengan
               banyaknya kewenangan yang mereka miliki komunitas Cina di Banten dapat
               menambah jenis komoditi yang mereka impor yang kemudian meliputi kayu
               cendana,  indigo, gading  gajah,  dan  pala  yang  semuanya  diekspor  ke  Cina.
               Pedagang Cina yang lain bertindak sebagai perantara dalam negosiasi antara
               Banten dengan VOC di Batavia. Orang-orang Cina yang kaya di Banten memiliki
               rumah batu di tengah kota, memiliki banyak budak, penggilingan gula, dan
               gudang-gudang yang terletak tidak jauh dari kota pelabuhan Banten.


                   Berbeda dengan Malaka yang mencapai kejayaannya tanpa menjadi daerah
               penghasil komoditi, salah satu kunci utama dari keberhasilan Banten menjadi
               emporium di Selat Sunda adalah karena kesultanan ini mengendalikan daerah
               penghasil Lada Banten mencapai puncak kejayaannya di masa pemerintahan
               Sultan Ageng Tirtayasa (memerintah 1651-1682). Pada masa pemerintahannya
   54   55   56   57   58   59   60   61   62   63   64