Page 57 - Jalur Rempah.indd
P. 57
REMPAH, JALUR REMPAH DAN DINAMIKA MASYARAKAT NUSANTARA 47
barat dari Pulau Jawa maupun yang paling selatan dari Pulau Sumatera.
Dengan banyaknya komoditi yang diperdagangankan di Banten, kota
pelabuhan ini segera menjadi daerah tujuan bagi para pedagang dari
seluruh penjuru dunia. Kegiatan perdagangan antar bangsa di Banten dapat
berkembang karena didukung oleh para pedagang Cina dan India yang
bermukim di Banten. Sebagai bagian dari komunitas pedagang yang menetap
di Banten mereka memfasilitasi kegiatan perdagangan antara produk
yang berasal dari Asia Barat dan Asia Timur dengan produk-produk dari
Kepulauan Indonesia. Ketika Banten baru perkembang komoditi yang banyak
diperdagangkan adalah kain katun India dan sutra serta porselen Cina. Setelah
Banten berkembang, kota pelabuhan itu didatangi oleh pedagang dari Turki,
Arab, Persia, Benggala, Gujarat, Melayu, dan Jawa. Mereka datang ke Banten
terutama untuk membeli lada dan rempah-rempah dari Indonesia Timur
selain juga berbagai komoditi lainnya dari seluruh Asia. Seoarang Pelaut
Belanda menggambarkan berbagai pedagang yang ia temui di Banten ketika
56
kapalnya berlabuh di kota pelabuhan itu di tahun 1596 :
Orang Persia, yang disebut Khorasan di Jawa, adalah mereka yang
biasanya mendapatkan nafkahnya dari batu (mulia) dan obat-obatan
… Orang Arab dan Pegu adalah mereka yang kebanyakan melakukan
perdagangan melalui laut, mengangkut dan membawa barang
dagangan dari satu kota ke kota yang lain, dan membeli banyak barang
dagangan Cina, yang mereka tukarkan dengan barang-barang lain dari
pulau-pulau di sekitarnya, dan juga lada, dijual lagi ketika orang Cina itu
membelinya kembali. Orang Melayu dan Keling (orang India selatan)
adalah saudagar yang menanamkan uang dengan memungut bunga
dan dalam pelayaran dan memberikan piutang untuk kepentingan
pelayaran dengan kapal sebagai tanggungannya. Orang Gujarat, karena
kemiskinannya, biasanya disewa sebagai pelaut, dan mereka yang
mendapatkan uang dengan cara memberikan agunan kapal, dengan itu
mereka seringkali mendapat keuntungan, satu, dua, dan tiga kali lipat.
56 Willem Lodewijk sebagaimana dikutip dalam Reid, Dari Ekspansi Hingga Krisis, hlm. 88-89.