Page 60 - Jalur Rempah.indd
P. 60
50 REMPAH, JALUR REMPAH DAN DINAMIKA MASYARAKAT NUSANTARA
Banten memiliki armada kapal yang kuat yang dibangun menurut model
59
Eropa. Kapal-kapal Banten berlayar dengan dilengkapi surat resmi dari
sultan. Kapal-kapal tersebut melakukan kegiatan perdagangan yang aktif di
Nusantara. Atas dukungan dari pihak Inggris, Denmark dan Cina armada kapal
dagang Banten melakukan kegiatan perdagangan dengan Persia, India, Siam,
Vietnam, Cina, Filipina, dan Jepang. Kesultanan Banten merupakan kekuatan
maritim terbesar terakhir yang mampu melakukan kegiatan perdagangan
jarak jauh diantara kerajaan-kerajaan lain di Jawa.
D.3 MAKASSAR
Jika perdagangan lada paska kejatuhan Malaka menjadi faktor
menentukan dari munculnya Aceh dan Banten sebagai emporium, maka
perdagangan cengkeh dan pala menjadi penggerak utama bagi kemunculan
kota perdagangan Makassar. Hingga saat ini tahun pasti berdirinya Makassar
sebagai sebuah kerajaan belum dapat ditentukan dengan pasti. Meski demikian,
diperkirakan Makassar berdiri pada masa pemerintahan raja Gowa yang ke-
60
9, yaitu Tumaparissi Kalonna (1510-1546). Kota maritim memiliki posisi
geografis yang sangat menguntungkan, yaitu terletak tepat di tengah jaringan
perdagangan yang menghubungkan Indonesia bagian barat dan bagian timur.
Selain berfungsi sebagai penghubung, Makassar juga menjadi titik simpul
dari jaringan perdagangan di Indonesia timur. Cengkeh dari Maluku Utara,
pala dari Banda, dan komoditi-komoditi lainnya dari berbagai wilayah di
Sulawesi, Papua, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur paling tidak
sejak abad ke-16 dibawa terlebih dahulu ke Makassar sebelum didistribusikan
ke luar wilayah Kepulauan Indonesia. Berbeda dengan Aceh dan Banten yang
menguasai daerah produksi lada, Makassar tidak pernah menguasai daerah
produksi cengkeh ataupun pala. Rempah-rempah yang dibawa ke Makassar
diangkut oleh para pedagang Jawa, melayu, dan juga juga Makassar sendiri.
59 Ulasan tentang kejayaan Banten dapat ditemukan dalam George Bryan Souza, The Survival of Empire:
Portuguese Trade and Society in China and the South China Sea, 1630-1754 (Cambridge: Cambridge
University Press, 1986), hlm. 120-123.
60 Tidak terdapat catatan yang pasti tentang kapan tepatnya Makassar didirikan. Lihat Edward L. Poelinggomang,
Makassar Abad XIX: Studi tentang kebijakan Perdagangan Maritim, Jakarta: Kepustakaan Populer, 2016,
hlm. 19.