Page 67 - Jalur Rempah.indd
P. 67

REMPAH, JALUR REMPAH DAN DINAMIKA MASYARAKAT NUSANTARA  57



               dari satu emporium ke emporium lainnya di kepulauan Indonesia maupun di

               dalam jaringan perdagangan Islam Asia. Perubahan yang menentukan baru
               terjadi di awal abad ke-17, yaitu ketika VOC mulai beroperasi di Asia. Tidak
               seperti  Portugis  yang melakukan  kegiatan  perdagangan di  bawah  bendera
               kerajaan,  VOC  adalah  sebuah  perusahaan  yang  diberi hak  istimewa  oleh
               Republik Belanda.


                   Sebagai salah satu perusahaan multinasional pertama di dunia, didirikan
               pada tahun 1602, VOC diberi hak oktroi yang berlaku selama 21 tahun dan
               setiap kali habis dapat diperpanjang kembali. Dalam perkembangannya hak
               oktroi VOC terus menerus diperpanjang sampai maskapai dagang ini dinyatakan
               bangkrut pada tahun 1799. Menurut hak oktroi tidak satupun pihak selain
               VOC yang diijinkan untuk mengirimkan kapal-kapal dari Belanda ke daerah
               sebelah timur Tanjung Harapan, di Afrika Selatan, sampai ke sebalah barat Selat

               Magelan, di ujung selatan Benua Amerika. Selain itu perdagangan orang Belanda
                                                                             65
               yang dilakukan di daerah tersebut hanya dapat dilakukan oleh VOC.
                      Meskipun  VOC tidak  memonopoli semua  kegiatan  perdagangan
               maritim di  Kepulauan  Indonesia,  namun maskapai  dagang  ini  melakukan
               monopoli perdagangan terhadap komoditi rempah-rempah terutama cengkeh

               dan pala. Sejak awal pendirian hingga tahun 1619, markas besar VOC di Asia
               ditempatkan di atas kapal di mana Gubernur Jenderal berada yang seringkali
               di perairan di Kepulauan Maluku Utara. Keberadaan Gubernur Jenderal dan
               markas besar VOC di daerah itu menunjukkan arti penting komoditi cengkeh
               dalam  seluruh kegiatan  perdagangan  VOC. Untuk  menjamin  monopoli
               perdagangan cengkeh sejak pertengahan abad ke-17 VOC  memindahkan
               daerah produksi cengkeh ke wilayah di sekitar Ambon. Dari benteng Victoria
               di Ambon, VOC mengawasi kegiatan perdagangan cengkeh di Pulau Haruku,
                                                                       66
               Saparua,  Nusalaut,  Manipa,  Kelang,  Boano, dan Ambelu.  Sementara itu,
               monopoli perdagangan pala di Kepulauan Banda, sebagaimana telah dibahas
               dalam bagian sebelumnya, dilakukan oleh VOC dengan menguasai kepulaun
               65  Pendirian dan pengaturan VOC sebagai sebuah perusahaan dagang dibahas dalam F.S. Gaastra, “Organisasi
                   VOC”, dalam G.L. Balk, F. van Dijk, dan D.J. Kortlang (editor), The Archives of the Dutch East India
                   Company VOC and the Local Institutions in (Jakarta, Leiden: Brill, 2007), hlm. 29-43.
               66  M. Jacobs, Merchant in Asia: The Trade of the Dutch East India Company during the Eighteenth Century
                   (Leiden: CNWS Publications, 2006), hlm. 15
   62   63   64   65   66   67   68   69   70   71   72